Mohon tunggu...
Andri Oktovianus Pellondou
Andri Oktovianus Pellondou Mohon Tunggu... Saya senang dunia Filsafat, Sains, dan ilmu Sosial

Pengajar

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Iman Kristen & Perdebatan

4 Oktober 2025   12:17 Diperbarui: 4 Oktober 2025   19:45 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari zaman para Rasul hingga gereja mula-mula sampai zaman Reformasi, gereja tidak pernah alergi dengan pertanggungjawaban Iman Kristen entah melalui cara persuasif yang lebih lunak sampai dengan perdebatan. Tuhan Yesus dan para rasul sepanjang Perjanjian Baru berdebat (bagi yang sering baca Alkitab pasti tahu bahwa Yesus dan para rasul berdebat). 

Sering kali perdebatan yang Yesus dan para rasul lakukan bukan dengan orang-orang yang tidak pernah membaca kitab suci atau yang garis kepercayaannya berbeda tetapi justru perdebatan itu dilakukan dengan tokoh tokoh agama Yahudi yang juga memercayai Perjanjian Lama dan nubuat mengenai Mesias.

Dalam perdebatan, Tuhan Yesus dan pengikutNya bersama-sama tokoh-tokoh agama Yahudi sama sama tidak mempersoalkan soal apakah debat itu boleh atau tidak. Kedua kelompok tersebut memercayai bahwa Iman kepada Tuhan merupakan hal yang rasional sehingga bisa diperdebatkan, walau pun motif mereka mungkin berbeda 

Motif para pengikut Kristus dalam berdebat adalah untuk mempertanggungjawabkan Iman mereka dan sekaligus melawan ajaran-ajaran sesat yang mencoba untuk menyeranh dan merasuki gereja Tuhan. Sedangkan motif tokoh-tokoh agama Yahudi, mungkin ada yang dimotifasi untuk mencari-cari kesalahan Yesus saja karena merasa bahwa kritikan Yesus mengganggu zona nyaman dan kekuasaan mereka, sedangkan ada yang benar-benar tulus untuk mengetahui kebenaran atau lebih tepatnya mencari validasi dari Firman Tuhan untuk membuktikan apakah benar yang dia percayai selama ini benar benar benar atau tidak benar benar? Contohnya Nikodemus yang dengan tulus hati mau belajar dari Yesus. 

Apakah perdebatan itu boleh?

Jawabannya adalah tergantung situasi. Dalam situasi dimana orang-orang Kristen dituntut untuk mempertanggungjawabkan imannya maka perdebatan adalah hal yang tak bisa dihindari. Seperti yang dialami oleh Tuhan Yesus ketika diperhadapkan dengan pertanyaan-pertanyaan dan sanggahan-sanggahan orang Farisi dan saduki. Dia harus meresponnya dan perdebatan pun tak terhindarkan. 

Bapak-bapak Gereja seperti Agustinus juga terlibat dalam perdebatan mengenai Iman. Contoh: Agustinus berdebat dengan kaum skeptisisme.

Bagaimana di masa Reformasi? 

Reformasi Gereja yang puncaknya di tahun 1517 oleh Marthin Luther juga dimulai dengan perdebatan antara Marthin Luther dan kaum klerus pada waktu itu.  Lalu juga perdebatan antara reformator John Calvin dengan kaum klerus, Armenius dan kaum Menonit. Maka bisa dikatakan bahwa sejarah Gereja adalah sejarah perbantahan atau perdebatan mengenai Iman Kristen. 

Bagaimana sikap kita sebagai orang Kristen? Bagaimana sikap kita jika iman kita dibantah?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun