Malam, tanggal 04 April 2020 adalah kenangan yg tak pernah bisa dilupakan. Malam itu adalah malam dimana masyarakat Nusa Tenggara Timur diterjang oleh badai siklon seroja yang sangat ekstreme. Badai ini berlangsung dari tanggal 04 April hinggal tanggal 05 April. Puncak badai pada tengah malam hingga subuh.
Malam itu malam yang sangat mencekam.  Di luar sana sangat gelap, dan tiba tiba terdengar angin kencang disertai hujan. Anginnya bukan angin sepoi sepoi tapi angin keras yang belum pernah kami alami sebelumnya. Bahkan orang tua kami yang telah berusia 80an pun mengatakan bahwa mereka belum pernah mengalami angin seekstreme ini. Ternyata angin keras itu adalah badai siklon seroja.Â
Jantung kami tidak tahan mendengar hantamannya, mata kami tak kuat menatap atap atap rumah kami yang berterbangan dan pohon-pohon yang dibuat tak berdaya bahkan tumbang oleh hantaman badai.Â
Kami pasrah. Kami hanya bisa berteriak, "Tuhan tolong." Bahkan untuk menarik satu tarikan napas pun terasa sesak di dada. Tubuh kami kedinginan karena suhu udara semakin menurun, air hujan masuk ke rumah karena atap atap rumah tak lagi ada. Â
Awalnya kami masih bisa berkomunikasi dengan keluarga jauh via WA dan handphone untuk saling menguatkan, mendoakan, dan saling berbagi informasi namun kemudian sinyal hilang, dan listrik padam.Â
Mungkin saat kami menghadapi badai ini, saudara-saudari kami yang di luar NTT sedang mengadakan pesta perkawinan, atau mungkin ada yang sedang menikmati konser musik, atau sebagian lagi menikmati makan malam sambil membahas soal politik, bisnis, atau apa pun topik yang menarik tapi mungkin ada juga saudara-saudari kita di luar NTT yang sedang menonton berita mengenai keadaan kami di NTT dan mendoakan kami.
Apa pun situasinya, apa pun yang terjadi, tak ada yang kami salahkan, tapi peristiwa badai ini mengingatkan kami agar di saat kami menikmati hidup, kami tidak boleh lupa dengan orang lain yang sedang berjuang untuk bertahan hidup.Â
Peristiwa ini juga mengingatkan kami bahwa di atas kami ada Tuhan yang berkuasa atas alam semesta ini, termasuk berkuasa atas tubuh dan jiwa kami. Peristiwa ini mengingatkan kami untuk terus bersujud kepada Tuhan kapan pun, di mana pun, dan dalam segala keadaan.
Salam persaudaraan dari masyarakat NTT untuk semua saudara saudari kami di seluruh Indonesia dan di seluruh dunia yang sedang berjuang untuk bertahan hidup.