Mohon tunggu...
andri ristanto
andri ristanto Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang ASN

Seorang ASN

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ketahanan Pangan dan Kesejahteraan Subyektif

28 Desember 2021   15:43 Diperbarui: 28 Desember 2021   15:49 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Berdasarkan hasil penelitian di beberapa negara, kebahagiaan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor atau determinan yaitu kepribadian dan demografis, faktor ekonomi mikro dan makro, dan faktor kondisi kelembagaan atau konstitusi, dengan demokrasi dan tingkat otonomi daerah menjadi faktor yang paling penting. Faktor demografi yang berpengaruh antara lain karakter individu seperti umur, status perkawinan, kondisi keluarga, jenis kelamin, pendidikan dan kesehatan. 

Dalam faktor ekonomi, kondisi pengangguran, pendapatan dan inflasi dinilai berpengaruh terhadap kebahagiaan individu. Sementara itu kualitas demokrasi seperti sejauh mana kemungkinan warga negara berpartisipasi dalam politik dan derajat desentralisasi pemerintahan menjadi komponen utama kondisi lingkungan politik yang berpengaruh terhadap kesejahteraan subyektif.

Berbeda dengan hasil-hasil penelitian tersebut, penulis berpendapat bahwa kondisi tingkat kebahagiaan di beberapa negara yang masih rendah dapat diduga ada kemungkinan karena belum tercukupinya kebutuhan dasar. Hal ini sejalan dengan teori kebutuhan Maslow yang menyatakan bahwa manusia memiliki berbagai tingkat kebutuhan atau hierarki kebutuhan, mulai dari yang paling dasar sampai kebutuhan tertinggi. 

Individu berperilaku dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan yang besifat hierarkis yaitu mulai dari paling dasar atau fisiologis hingga kebutuhan paling tinggi yaitu aktualisasi diri. Kebutuhan paling dasar, seperti kebutuhan akan makanan, minuman dan tempat berteduh (sandang, pangan, papan), merupakan kebutuhan untuk mempertahankan hidupnya secara fisik. 

Kebutuhan tersebut adalah potensi paling dasar dan memiliki pengaruh besar untuk semua pemenuhan kebutuhan di atasnya. Individu akan menekan terlebih dahulu semua kebutuhan lainnya atau bahkan mengabaikannya sampai kebutuhan paling dasarnya itu terpuaskan.

Pendapat penulis didukung oleh fenomena yang menunjukan bahwa kesejahteraan subyektif (kebahagiaan) erat kaitannya dengan masalah ketahanan pangan dimana hasil pemetaan berdasar data dari World Happiness Report dan Global Food Security Index (GFSI) antara tingkat kebahagiaan dan ketahanan pangan antar negara menunjukan adanya pola yang konsisten yaitu negara-negara yang memiliki indeks ketahanan pangan yang rendah adalah negara-negara yang memiliki indeks kebahagiaan rendah yang pula, dan sebaliknya, negara yang memiliki ketahanan pangan yang baik akan memiliki tingkat kebahagiaan yang tinggi.

Kondisi ini memberikan sinyal bahwa kesejahteraan diawali dengan pembentukan karakter individu dari manusianya yang diawali dari terpenuhinya kebutuhan dasar (basic needs) yaitu masalah pangan yang di dalamnya tidak hanya mencakup ketersediaan dari barang tersebut tetapi juga mencakup akses untuk mendapatkan barang, pemanfaatan barang tersebut serta stabilitas terutama masalah ketersediaan stok makanan dan fluktuasi harga. Pendapat penulis ini memang perlu didukung dan dibuktikan dengan penelitian lebih lanjut.

Pengukuran ketahanan pangan berdasarkan FAO dengan menggunakan food security indicators yang membagi ketahanan pangan ke dalam 4 dimensi yaitu availability, access, stability dan utilization. Dimensi availability yaitu kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari ketersediaan yang cukup, baik dalam jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau. 

Dimensi access yaitu memiliki akses atau keterjangkauan baik secara fisik, ekonomi dan sosial. Dimensi stability yaitu masyarakat mempunyai kemampuan untuk mengakses dan menggunakan makanan dengan kondisi stabil dan berkelanjutan sepanjang waktu. Dimensi utilization yaitu masyarakat memiliki pengetahuan dan kondisi sanitasi yang mendasar untuk memilih, mempersiapkan dan mendistribusikan makanan melalui suatu cara yang akan menghasilkan nutrisi yang baik.

Upaya peningkatan kesejahteraan subyektif menurut penulis dapat dilakukan melalui peningkatan ketahanan pangan yang terkait dengan kebutuhan dasar, yang dapat dilakukan melalui beberapa program berdasarkan pada masing-masing dimensi. Pada dimensi availability melalui program kecukupan pasokan makanan bergizi, peningkatan produksi pangan dan peningkatan asupan protein. 

Untuk dimensi access yaitu melalui keterjangkauan harga makanan domestik, program pemberantasan kekurangan gizi serta penurunan defisit pangan. Program pada dimensi stability dapat dilakukan melalui program variabilitas produksi dan pasokan  makanan perkapita, sedangkan untuk dimensi utilization dilakukan melalui program pemberantasan stunting, program perawatan kesehatan dan kecukupan gizi ibu hamil serta program penyediaan vitamin untuk anak-anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun