Hal ini bermula pada tahun 1942, dimana saat itu Jepang sedang gencar-gencarnya memperluas wilayah kekuasaan dengan melakukan penjajahan, yang mana Indonesia dan Malaysia masuk dalam target. Pada akhirnya Indonesia dan Malaysia sama-sama meraih kemenangan atas Jepang dan berhasil memukul mundur mereka, hanya saja caranya berbeda.
Indonesia memukul mundur Jepang dengan tangannya sendiri, sedangkan Malaysia harus dibantu oleh Inggris yang saat itu memang telah lama mendiami Negeri Jiran tersebut. Etnis Cina, India, dan Inggris berjibaku mengusir Jepang dan berhasil.
Setelah itu, penduduk pribumi gencar meminta kemerdekaan, bukan mengusir Inggris dengan paksa melalui pertempuran, mereka malah mengirim utusan menuju London untuk meminta kemerdekaan pada Inggris. Utusan tersebut adalah Datuk Onn bin Ja'far.
Sebelum itu, penduduk pribumi bersama-sama Inggris bersatu membentuk Organisasi Nasional Persatuan Melayu (UMNO) untuk mengusir etnis China dan India yang sebelumnya membantu mengusir Jepang.
Kerajaan Inggris pun membentangkan "karpet merah" kemerdekaan kepada Malaysia sebagai bentuk hadiah karena telah melindungi pasukan Inggris.
Tepat pada 13 Agustus 1957 Malaysia memproklamirkan kemerdekaan di Lapangan Merdeka Kuala Lumpur dengan Tuanku Abdul Rahman sebagai perdana menteri pertama. Meski begitu mereka tetap ada dibalik bayangan penjajahan Inggris yang tidak akan pernah lepas mengintai Negeri Jiran ini.
Pada akhirnya Malaysia menjadi salah satu anggota Persemakmuran Inggris dari 54 negara lain, seperti Australia, Kanada, dan Selandia Baru.
Lebih lanjut Malaysia masih terikat janji kepada Inggris tentang wilayah kekuasaan, dimana Inggris masih bisa merebut atau menguasai kembali secara utuh Malaysia di masa mendatang.