Mohon tunggu...
andri wardhana
andri wardhana Mohon Tunggu... -

Pembaca setia, tapi kadang-kadang pengen posting juga. Suka jalan-jalan, makan-makan, apalagi dibayarin :P

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Wisata ke Selandia Baru: Hari Keempat

25 Juni 2010   06:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:18 758
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hari pertama, kedua, dan ketiga. Hari Keempat di NZ, dan kami sudah cukup menyesuaikan diri dengan hawa dingin awal musim dingin ini. Suhu pagi hari jam 8 di Queenstown tercatat 4°C, berawan. Jika di jam 8 orang-orang Jakarta sudah bekerja dengan giat dan kemacetan ada dimana-mana, di Queenstown sebaliknya. Hari masih gelap, dan bulan pun masih penuh bersinar. Pernahkah anda bermimpi bangun pagi anda disapa dengan pemandangan indah nan menakjubkan dari sebuah danau yang tenang, dengan latar belakang sinar bulan yang hendak tenggelam dan jajaran pegunungan berpuncak putih salju, dengan suara bebek kecil-kecil yang tidak malu-malu menyapa kita, dan dihiasi kelap-kelip lampu kota yang masih tidur? Mimpi ini benar-benar menjadi kenyataan di Queenstown. Begitu bangun pagi (dan tidak mandi, karena males, ga pernah keringetan juga kok), pemandangan indah di belakang hotel ini benar-benar membuat kami benar-benar terpana. It was the best moment in NZ, truly breathtaking! [caption id="attachment_177037" align="aligncenter" width="300" caption="Novotel's backyard at 8 a.m "][/caption] [caption id="attachment_177038" align="alignright" width="300" caption="Arrow river bank"][/caption] Arrowtown, adalah tujuan perjalanan kami hari ini, setelah sarapan di hotel dan makan daging sapi NZ yang sudah berasa daging sapi Indonesia. Arrowtown adalah sebuah kota kecil yang dahulunya adalah bekas kota para penambang emas. Setelah tak ada lagi emas, Arrowtown diubah menjadi objek wisata dengan tetap mempertahankan suasana kota jaman gold rush waktu itu. 20 menit dari Queenstown, kami sampai di sana ketika hujan rintik-rintik dan angin bertiup cukup kencang. Pemandangan Arrowtown, selain kotanya yang klasik, adalah hamparan pegunungan dan deciduous forest yang waktu itu didominasi oleh warna kuning keemasan, coklat, dan merah. [caption id="attachment_177039" align="alignleft" width="300" caption="Arrowtown's sweet shop"][/caption] Tidak lama kami berada di Arrowtown, selain karena ini adalah sebuah kota yang isinya cuman toko souvenir, kami juga tidak tahan lagi dengan dingin menusuk yang ditimpali dengan angin yang kencang plus hujan rintik-rintik. Waktu itu kami melihat persiapan syuting film, tak tahu judulnya, tapi mengambil setting di Arrowtown. Mereka membuat semacam salju buatan dengan menyemprotkan semacam busa yang tidak langsung pecah. Karena praktis tidak ada agenda selain ke Bob's peak untuk makan siang, akhirnya kami memutuskan untuk puter-puter pinggiran Queenstown untuk melihat bungy jumping di jembatan Kawarau. Konon katanya, ini adalah bungy jumping pertama di Dunia, yang diciptakan oleh salah satu "hero" NZ, AJ. Hackett. Sejak saat itu, Queenstown hampir selalu diidentikkan dengan adrenaline pumping tourism. Aku sempat melihat 2 orang terjun bebas dari ketinggian 43 meter, dan kakiku sudah cukup merinding melihatnya. Serem (agak phobia soalnya sama ketinggian)! Setelah itu kami berangkat lagi melihat salah satu wisata adventure yang paling top di NZ, Shotover Jet. Sayangnya saat itu lagi sepi, dan wisata ini cukup mahal harganya, sekitar NZ 125. Memang wisata adventure cukup mahal di sini, dengan range harga NZ 109 - NZ 700 (bungy jumping sekitar NZ 100), jelas tidak terjangkau untuk kantong kami. Shotover jet adalah yang pertama di dunia dan merupakan inovasi asli NZ, dan jadi kebanggaan bersama sampai-sampai sungainya pun dinamai Shotover River. Ada juga nama jalan di Queenstown yang dinamai Shotover Street.  Banyak artis Hollywood yang sudah pernah merasakan atraksi ini. [caption id="attachment_177064" align="alignleft" width="225" caption="Bob's Peak gondola"][/caption] Pukul 11, karena acara memang longgar, kami segera menuju Bob's Peak untuk makan siang dan menikmati pemandangan, Bob's Peak adalah salah satu tempat yang paling tepat untuk menikmati pemandangan Queenstown, dengan radius pandang sekitar 220 derajat. Dioperasikan oleh salah satu tourism operator terkenal di NZ, Skyline, Bob's peak adalah salah satu objek wisata yang paling diminati di Queenstown. Bob's peak, seperti namanya, adalah sebuah bukit sebenarnya, yang disulap menjadi semacam gardu pandang dengan restoran. Untuk mencapainya, kami harus naik cable car/gondola yang katanya paling curam di belahan bumi Selatan (Southern Hemisphere). Sekitar 3 menit perjalanan menggunakan gondola ini, pelan-pelan pemandangan jajaran pegunungan indah (ternyata ada namanya, The Remarkables, yang memang remarkable) mulai terlihat, dan juga terlihat Queenstown yang kecil dan danau Wakatipu yang tenang. Sampai di atas, hujan rintik-rintik mulai datang lagi. Eh, ini bukan hujan biasa, ini ternyata hujan salju yang lembut! Kami teriak kegirangan norak abis karena baru kali merasakan hujan salju yang lembut seperti ini. Pemandangan dari Bob's peak memang luar biasa. Kami cuma bisa ah oh, wow, gila, ck ck ck, dan sebangsanya. Tidak hanya pemandangannya, makanannya juga uenak, terutama salmon dan es krimnya. Ada cerita lucu, ketika kami mulai makan, salah satu dari kami tergopoh-gopoh sambil ngomong terharu, ternyata setelah dicek, dia baru saja lihat tulisan kecap manis (iya begitu tulisannya, pake bahasa Indonesia, bukan soy sauce lho) di buffet, hahaha. [caption id="attachment_177040" align="aligncenter" width="300" caption="Lakeview from Bob's Peak"][/caption] Hampir 3 jam kami di Bob's peak, rasanya males sekali untuk turun lagi. Begitu nikmatnya ngobrol ditemani makanan yang enak, teman-teman yang menyenangkan, dengan pemandangan yang luar biasa. Saya tidak bisa membayangkan candle light dinner di sini. Someday I will return, I promise! Turun dari Bob's peak, kami punya waktu bebas sampai malam berakhir untuk berjalan-jalan di sekitar Queenstown. Bagi orang Jakarta seperti kami yang hampir setiap hari jalan di Mall (yupe, ini lebay), pusat kota Queenstown bisa ditelusuri dalam waktu yang singkat. Perjalanan mengelingi pusat kota dimulai dari samping hotel kami. Di sini ada Queenstown Garden yang cantik, dengan trotoar menyusuri pinggir danau Wakatipu. Sangat romantis pastinya, cuma hari sudah agak gelap ketika kami disana, sehingga tidak bisa berlama-lama. [caption id="attachment_177069" align="alignright" width="225" caption="A lakeview from the Queenstown Garden"][/caption] Oya, mengenai belanja, masih ada yang belum puas ternyata, sehingga pada hari terakhir kami di sini, belanja masih menjadi menu utama sampai jam 10 malam, di samping judi kecil-kecilan di Skycity Queenstown tentunya. Next things to do : Go to Christchurch via Cromwell, lewat danau Pukaki, maksi di Omarama, numpang pipis di Geraldine dan Ashburton, dan hiks hiks, pulang ke Jakarta.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun