Mohon tunggu...
Andre Vincent Wenas
Andre Vincent Wenas Mohon Tunggu... Konsultan - Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kalau Anjing Memerintah, Hanya Gonggongan yang Terdengar Setiap Hari

11 April 2021   11:25 Diperbarui: 11 April 2021   14:50 2281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahan Pribadi dari thetimes.co.uk

Kalau Anjing Memerintah, Hanya Gonggongan yang Terdengar Setiap Hari

Oleh: Andre Vincent Wenas

"All effective propaganda must restrict itself to a few key points and enforce them with stereotypical formulas as long as required until the last of the audience is able to understand the idea." -- Adolf Hitler: Mein Kampf.

Itulah intisari dari konsep 'firehose of falsehood'. Dan Doktor Joseph Goebels (menteri propaganda Nazi) sudah mempraktekan serta membuktikan keampuhannya. Dekade tahun empatpuluhan jadi saksi sejarahnya, dimana suatu bangsa bisa 'tersihir' oleh agitasi walau dengan logika bengkok ala Adolf Hitler.

Begitu pula metode propaganda dan agitasi ala manipulator agama, sama dan sebangun. Model propagandanya pun membatasi dirinya dengan beberapa konsep kunci, walau bohong serta manipulatif.

Yang penting semprotkan terus, sampai pendengar terakhir bisa menelannya bulat-bulat, tanpa perlu berpikir lagi. Manusia-manusia banal, tanpa pikiran, nalar dangkal. jadi seperti gerombolan tikus yang berbondong-bondong mengekor si peniup seruling.

'Propaganda kebohongan' adalah rangkaian kata hiperbola (berlebihan) yang mungkin bisa menggambarkan banyak fenomena sosial belakangan ini.

Mulai dari para manipulator-agama yang dengan gampangnya mengklaim telah terjadi persekusi atau penistaan terhadap agama atau umat agama tertentu.

Padahal yang sesungguhnya terjadi adalah ia ditangkap sebagai konsekuensi dari tindakan kriminalnya (melawan hukum). Termasuk juga ajaran (narasi ideologisnya) yang memang menyimpang serta tendesius ke arah subversif.

Sampai ke aparat penegak hukum sendiri yang kerap juga 'masuk angin' dalam kerja penegakan hukum yang tak pernah tegak-tegak.

Ambil contoh soal yang baru saja terjadi, yaitu penggeledahan PT Jhonlin Baratama (milik Haji Isam) di Kalimantan Selatan yang katanya bocor infonya sehingga semua barang bukti yang dicari KPK sudah hilang (dihilangkan) dengan sengaja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun