Dan pernyataan itu membangkitkan moral para aparat! Terjadi arus balik.
Tentara dan polisi plus satpol-pp kompak bahu-membahu membersihkan ibu kota dari sampah baliho yang tak tahu aturan itu. Asal tempel, asal pasang tanpa ijin. Lagi-lagi gegara jumawa yang kebablasan.
Di Maumere, Presiden Joko Widodo secara pribadi tidak mengundang khalayak itu. Dan yang semestinya mengantisipasi kemungkinan adanya kerumunan ya Pemda bersama aparat kamtibmas setempat. Kalau perlu paspampres pun mesti ambil alih tanggung jawab bersama mereka.
Bukan secara serampangan menyalahkan Jokowi (Salawi lagi), dan apalagi menyamakan kasusnya dengan sang pemimpin gerombolan Petamburan itu. Jelas beda dong!
Di Maumere itu pun tak ada fasilitas tenda-tenda, kursi-kursi atau makanan untuk khalayak yang mau melihat dan berjumpa muka dengan pemimpin yang dicintainya itu.
Singkatnya, di Maumere tidak dengan sengaja disediakan fasilitas untuk berkerumunnya khalayak pecinta Jokowi.
Apakah para penyebar kebencian bisa membedakan hal yang sederhana seperti ini?
Semoga saja ya.
25/02/2021
*Andre Vincent Wenas*, Direktur Kajian Ekonomi, Kebijakan Publik & SDA Lembaga Kajian Anak Bangsa.
Sumber: