Makna Politis dari Klaim Jokowi bahwa Pandemi Terkendali
Oleh: Andre Vincent Wenas
"Klaim Jokowi Pandemi Terkendali yang Dipertanyakan", begitu judul besar di portal berita Kompas.com baru-baru ini.
Ada dua soal besar dalam pandemi Covid-19 ini. Masalah krisis kesehatan dan krisis ekonomi.
Krisis Kesehatan jelas, sudah tembus 1 juta yang positif terpapar. Krisis ekonomi pun jelas sekali, pertumbuhan masih negatif, walau sudah direncanakan (dalam APBN 2021) untuk tumbuh positif (4%-5%).
Jadi apanya yang terkendali?
Ini jadi pertanyaan penting dari beberapa pihak, pertanyaan yang menantang untuk dijawab.
Krisis kesehatan, penularan yang semakin naik grafiknya dari hari ke hari memang bikin pusing semua pihak, tak terkecuali. Tapi kenapa grafiknya terus naik?
Selain disiplin prokes (protokol kesehatan) yang belum menjadi budaya masyarakat, ada faktor politik juga di belakang fenomena permukaan itu. Dan faktor politik ini penting sekali. Apa itu?
Perlawanan bernuansa politik yang dulu dilakukan oleh ormas besar (besar kepala dan besar modalnya dari bohir) yang telah melabrak prokes. Mereka dengan seenak jidat mengorganisir berbagai kerumunan yang konyol (artinya kegiatan yang tidak perlu dan kerap dibungkus aroma agama). Ini dampaknya juga tidak kecil dalam kontribusi paparan Covid-19.
Masih ingat khan kerumunan ribuan (bahkan puluhan ribu orang) di bandara Soeta, Megamendung dan beberapa lokasi lain.