"Narcissistic personality disorder --- one of several types of personality disorders --- is a mental condition in which people have an inflated sense of their own importance, a deep need for excessive attention and admiration, troubled relationships, and a lack of empathy for others. But behind this mask of extreme confidence lies a fragile self-esteem that's vulnerable to the slightest criticism."
Dampaknya bisa kemana-mana. Runyamnya relasi sosial, pekerjaan, sekolah sampai masalah/skandal keuangan. Symptom-nya bisa berupa: berlebihannya (exaggerated) rasa diri penting, kagum diri, merasa dirinya superior walau tanpa prestasi atau rekam jejak yang bisa mendukung status itu.
Cenderung memonopoli percakapan, menganggap orang lain itu lebih rendah (inferior), suka mengambil kesempatan dengan memperalat orang lain. Mati rasa terhadap keluhan sesama. Selalu cemburu (iri hati) terhadap prestasi orang lain, dan menganggap yang lain juga cemburu (iri) kepada dirinya.
Penderita narsisme ini cenderung anti-kritik. Mereka gampang ngambek kalau tidak diperlakukan dengan spesial. Jiwanya rapuh, gampang tersinggung dan ada rasa tidak aman yang disembunyikan dalam-dalam. Kecerdasan emosionalnya rendah.
Jadi solusinya gimana?
Untuk si subyek, segeralah konsultasi dengan otoritas penyakit kejiwaan yang kompeten (psikolog/psikiater). Atau ke penasehat spiritual yang berada di jalan yang benar, bukan ke pengasong surga dan tukang mengafirkan orang lain.
Ini penting, apalagi sebagai pejabat publik yang sikap-tindaknya mempengaruhi hajat hidup orang banyak.
Dan bagi partai politik sebagai agen rekrutmen kader pemimpin, mulailah proses rekrutmen politik yang baik. Jadikanlah kompetensi dan rekam jejak yang baik sebagai parameter. Bukan sekedar dinasti dan perkoncoan yang sarat dengan mamon.
The Good, The Bad and The Ugly. Dari ketiganya toh kita bisa belajar, tentang yang baik, yang buruk dan yang konyol.
30/04/2020
*Andreas Vincent Wenas*, Sekjen 'Kawal Indonesia' -- Komunitas Anak Bangsa