Mohon tunggu...
Andre Vincent Wenas
Andre Vincent Wenas Mohon Tunggu... Konsultan - Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Transparansi, Kunci Keberhasilan Negara-negara Skandinavia

23 April 2020   00:44 Diperbarui: 23 April 2020   08:19 1979
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: pexels.com by monicore

Terbukti dalam beberapa kali pemeringkatan Transparency International kelima negara skandinavian ini senantiasa ada di ranking atas.

Dalam pemeringkatan terakhir (2019-2020) oleh Transparency International, Denmark menduduki ranking 1 bersama Selandia Baru, disusul Finlandia di ranking 3, Swedia di ranking 4, Norwegia di ranking 7, dan Islandia di ranking 11.

Memang, kerja besar administrasi pemerintahan, sebagai representasi mandat rakyat adalah untuk memimpin dan menjaga ketertiban umum serta mengelola distribusi keadilan sosial.

Kewajiban warga negara (semua rakyat) adalah mendukung. Pertama dan utamanya lewat retribusi pajak dan kontribusi modal sosial. Basis dukungan rakyat utamanya adalah kepercayaan. Bagaimana pemerintah bisa dipercaya?

Caranya adalah sedemikian rupa supaya rakyat bisa melihat dan merasakan. Ya melihat, karena 'seeing is believing!' Dan ya merasakan, karena 'touching is experiencing!' Begitulah kepercayaan diperoleh, dan karenanya mendapat dukungan rakyat.

Iya, melihat apa? Dan merasakan apa persisnya?

/www.transparency.org
/www.transparency.org
Begini, supaya dapat dilihat (artinya rakyat bisa melihat) ya harus tembus pandang, harus transparan. Tidak rumit untuk dipahami bukan?

Oke transparansi, itu kan supaya bisa dilihat. Tapi apanya yang mau dilihat?

Yang mau dilihat dengan terang benderang adalah apa saja yang dikerjakan pemerintah. Lalu bagaimana program itu dikerjakan (pengelolaannya), termasuk soal duitnya (ini yang paling sensitif dan penting).

Pertanggungjawaban (akuntabilitas)nya mesti terbuka selama proses berlangsung. Itu yang namanya transparan, artinya bisa dilihat, kalau perlu dipelototi.

Jangan sembunyi-sembunyi seperti main petak umpet. Seperti misalnya hari Rabu 22 April 2020 tiba-tiba laman AntaraNews menurunkan tajuk berita berjudul: "PSI kritik pembayaran 'Commitment Fee' Formula E di tengah COVID-19."

Duhh!!! Efek kejut apa lagi ini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun