Agama merupakan dasar dalam menjalankan kehidupan. Aturan, hukum dan petunjuk dalam menentukan tujuan hidup telah dijelaskan dalam Agama. Awal kehidupan hingga kehidupan setelah kematian juga telah dijelaskan secara gamblang. Namun hal tersebut hanya dapat berlaku bagi orang-orang yang telah khaffah dan benar-benar yakin dengan apa yang telah dijelaskan di dalam Al-Qur'an. Kalau masih ada keraguan di dalam hati, maka manfaat Agama tidak dapat didapatkan secara maksimal, dalam menjalani kehidupan. Setiap sendi-sendi lini kehidupan sudah diatur dalam Agama, mulai dari hal yang kecil hingga hal yang besar sekalipun.
Pengembangan ilmu Sains saat ini sangat pesat. Hal ini dapat kita rasakan dimana beberapa dekade ini telah banyak teknologi yang berubah, misalkan sistem komunikasi jarak jauh yang sebelumnya menggunakan telegram atau surat menyurat saat ini sudah dapat tergantikan dengan teknologi Internet. Pesatnya perkembangan teknologi ini tidak luput dari kontribusi para saintis dalam menelaah fenomena alam dan melakukan rekayasa-rekayasa yang menghasilkan teknologi yang spektakuler.
Saintis dan teknokrat yang merupakan aktor utama dalam pengembangan teknologi. Pengembangan teknologi saat ini dipicu dan dimotivasi oleh semangat kapitalis. Hal ini berdampak terhadap efek samping dari pengembangan teknologi. Pengembangan tersebut dilandasi oleh semangat untuk menghasilkan uang, bukan tentang kemanusiaan. Dampak dari hal tersebut menyebabkan teknologi yang dikembangkan akan berpengaruh terhadap kehidupan sosial.
Oleh sebab itulah, dibutuhkan sebuah konsep dimana, para saintis menelaah dan mengembangkan teknologi berdasarkan atas agama dan kemanusiaan. Teknologi yang dikembangkan dengan berlandaskan atas Agama akan berdampak positif dalam menyelesaikan permasalahan sosial. Untuk menghasilkan seorang Saintis yang memiliki dasar Agama yang kuat UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi dengan Paradigma Transintegrasi Ilmu.
