Toko-toko yang menjual barang esensial seperti bahan pangan, obat-obatan tetap buka dan kita bisa pergi kesana untuk beli. Stock beras, terigu, telur, gula, susu dan lain-lain juga aman. Jika kami ada kebutuhan di rumah semisal beras, susu atau shampoo habis, tinggal jalan kaki ke mini market terdekat dan syukurlah yang dibutuhkan masih ada kok semua.
Jika perekonomian negara terganggu, maka dampaknya akan terasa bagi perusahaan-perusahaan, para pengusaha hingga rumah tangga. Bayangkan efek domino. Satu jatuh, semuanya kena. Menarik beberapa juta atau bahkan hingga ratusan juta dan menyimpannya di rumah juga bisa menyebabkan masalah baru; kurang aman, kurang manageable, saldo tidak update dan urusan bayar membayar jadi repot karena tidak bisa transfer.
Jangan khawatir dan yakinlah sepenuhnya pada Lembaga-lembaga Keuangan Negara kita. Bank Indonesia mempersiapkan langkah-langkah prefentif demi menjaga Stabilitas Keuangan di Indonesia, yaitu dengan menganalisa dan assessment resiko melalui survey stakeholder, menerapkan kebijakan Makroprudensial; misalnya dengan mencegah pinjaman di sector beresiko tinggi, penyaluran kredit ke sector yang lebih produktif, serta bersinergi dengan Otoritas Jas keuangan (OJK), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dalam memperbaiki Crisis.
Saya yakin kita harus bijak dalam menanggapi segala permasalahan, termasuk pandemic ini. Selain bijak dalam menyimpan dan memakai uang, kita juga harus bijak dalam berkomunikasi; secara verbal ataupun dalam media social.Â
Sekarang ini semua orang sudah terhubung, secara digital. Segala informasi dalam bentuk foto, video, tulisan dapat dengan mudah didapat. Berita tersaji dalam hitungan detik.Â
Wadah berekspresi dalam Platform media social pun banyak macamnya. Hari ini banyak orang sudah punya account Facebook, Instagram, Twitter, Linkedin serta messenger seperti Whatssapp, Line dan sebagainya. Kita terhubung dengan keluarga, teman-teman, bahkan teman lama yang kita sudah jarang ketemu.
Dalam berentiraksi, kita mendapat input dan mengeluarkan output. Kita menyerap informasi dan menyampaikan informasi. Sudah seyogyanya kita mencari informasi yang ada manfaatnya untuk kehidupan kita; ilmu, berita, pengadaan kebutuhan, hobi dan hal-hal positif lainnya. Dan pastikan sumber-sumber informasi tersebut terpercaya, jelas asal-usulnya dan terakreditasi.Â
Dengan begitu maka keaslian, validitas, reputasi semuanya terjamin. Buka hati dan pikiran dalam menyerap informasi. Dalam kondisi begini jangan menyalahkan pihak lain, jangan cepat emosi hingga mudah terprofokasi dan menuangkan segala uneg-uneg berenergi negatif ke dalam social media.
Pun dalam menyampaikan informasi-informasi ataupun mengemukakan pendapat di media social, baiknya dilakukan dengan bertanggungjawab dan ber-etika . Berekspresilah dengan positif, misalkan posting quotes-quotes yang membangun, masukan-masukan bermanfaat, foto-foto yang menarik, membuat artikel yang inspiratif  dan masih banyak hal-hal positif dan membangun yang kita bisa bagikan ke masyarakat.