Pada perayaan malam Tahun Baru beberapa bulan yang lalu, kita berharap tahun 2020 akan menjadi lebih baik dari 2019. Namun tak ada yang menyangka bahwa pada bulan Februari malah terjadi pandemic yang menyebabkan seluruh rakyat dunia harus menahan diri untuk tidak keluar rumah, beraktivitas kerja, sekolah, bisnis ataupun bersosialisasi. Kota Wuhan di China sebagai ground zero segera ambil langkah ekstrim; lockdown.Â
Beberapa kota di daratan China memberlakukan masa quarantine. Di Korea Selatan; 10,700 orang terjangkit, 11,900 di Japan, 213,000 di Spanyol, 190,000 di Italia dan masih banyak di negara dan benua lain.Â
Perekonomian melemah, lapangan pekerjaan berkurang, banyak Karyawan tidak digaji, bahkan tidak sedikit yang di PHK. Masyarakat dunia tersentak dengan adanya virus Covid-19 yang bisa menyebabkan angka kematian tinggi, dan penyebarannya yang cepat.
Namun kehidupan terus berjalan. Sebagaimana mestinya kaum manusia secara naluri akan memperjuangkan eksistensinya. Ini bukan pertama kalinya Dunia menghadapi Pandemic maupun Epidemic. Dulu  pernah ada Ebola, Flu burung, AIDS, Polio dan masih banyak lagi yang pernah terjadi di suatu negara bahkan dunia.Â
Di era digital sekarang ini informasi dengan sekejab bisa didapat. Instruksi dan koordinasi tanggap darurat bisa secepatnya disosialisasikan. Para jajaran Pemerintah baik di Indonesia maupun negara lain mempersiapkan strategi dan bantuan.Â
Sektor perekonomian harus tetap stabil. Stabilitas sistem Keuangan sangat penting demi keamanan dan kesinambungan negara. Untuk itu diperlukan kerjasama dan juga kedewasaan dari semua pihak yaitu; seluruh jajaran Pemerintah serta seluruh lapisan masyarakat. Â Â Â
Saya sendiri seorang kepala keluarga, hidup dengan istri dan anak-anak kami. Sehari-harinya saya bekerja di Perusahaan pembuat Ban. Istri saya punya usaha buat kue, yaaa kecil-kecilan.Â
Sudah sebulan saya bekerja dari rumah, atau dengan istilah yang sedang kekinian; Work Form Home (WFH). Anak sulung saya juga Sekolah dari rumah. Masih duduk di bangku SD, namun sudah sebulan ini dia belajar pakai Google Meet dan Google Classroom. Mantab sekali. Dalam sehari, Video meeting nya saja lebih banyak dibanding saya.
Naah ada juga buruk nya. Yaitu Rumah jadi sibuk. Papa nya sambil kerja, Anaknya juga tidak kalah sibuk. Ibunda kudu siapkan makan siang buat seluruh keluarga setiap hari. Seperti lagi weekend saja. Pemakaian listrik untuk AC, TV, charge Laptop, HP dan perangkat elektronik lain juga bertambah. Nah untuk sebagian masyarakat dengan daya listrik rendah, ada bantuan dari Pemerintah berupa tambahan daya listrik. Lumayaaan..