Ini efek nyata PKS kepada saya. Berita kehebohan PKS yang menghiasi dunia berita telah berpengaruh buruk kepada saya. Belum lagi perilaku PKS Lovers yang jauh dari memiliki kategori beretika telah membuat saya hancur lebur. Hancur! Kacau!
Semestinya saya masih harus membuat tulisan tentang rencana kenaikan BBM ala SBY. SBY merencanakan kenaikan BBM karena katanya telah memberatkan APBN sebesar hampir Rp300.000.000.000.000 alias Rp300 triliun. Harga konyol keekonomian BBM yg kata SBY adalah Rp10.000/liter telah luput dari perhatian dan telah pula aku tidak punya waktu untuk mengkritisinya. Semua gara-gara PKS. Hancur semua! Kacau!
Anehnya (atau malah bodohnya?), PKS yang katanya partai yang peduli pada rakyat ini malah tak bersuara, baik di media umum maupun di Kompasiana ini. PKS dan PKS Lovers hanya sibuk narsis dan membela mantan presiden partainya yang diduga terkait suap impor daging sapi yang terindikasi kartel yang mengakibatkan harga daging sapi di Indonesia menjadi yang termahal di dunia. Hancur, kacau! Semua gara-gara PKS.
Woi PKS, di mana suaramu? BBM sudah mau dinaikkan. SBY sudah memanggil ARB untuk mendiskusikannya. Kenapa presiden partai kalian tidak dipanggil? Kenapa kalian diam saja? Apa kalian tak punya mulut? Apa kalian tidak bisa bersuara? Di mana kepedulian kalian bagi rakyat? Di mana kepedualian kalian bagi bangsa ini? SBY ngibul dengan mengatakan harga keekonomian premium = Rp10.000/liter, lebih mahal dari harga pasar Pertamax Pertamina yang hanya Rp8.900/liter. Kenapa kalian hanya diam dan membisu?
Tak selamanya diam itu emas, tuan-tuan dan puan-puan PKS.