Dalam keadaan terancam, pihak Jakarta lepas tangan...salah sendiri menantang Inggris.....maka, Arek2 Surabaya (yang dinamakan arek surabaya adalah gabungan semua laskar dari seluruh Indonesia...bukan asli surabaya saja....banyak kiriman dari aceh, tapanuli, sulawesi, bali dll) siap menghadapi janji Inggris....tapi...kendala utama adalah.......finansial....perang butuh biaya...siapa yang mau membiayai???Â
Sebenarnya jakarta suadah ada dana dari aset hindia belanda serta sumbangan dari negara2 muslim timur tengah....tapi jakarta tidak mau tahu, tanggungjawab ini sudah diserahkan ke Surabaya..karena sudah menantang inggris..setelah berembug...diputuskan....MERAMPOK BANK...
Konsultasi juga dilakukan ke Mbah Hasjim. KH Hasjim Asy'ari tidak berkeberatan merampas uang di Bank tersebut. Karena uang tersebut merupakan harta Indonesia yang diambil Belanda dan kita ambil kembali sangat tidak masalah dan dapat digolongkan dengan Ghanimaah atau harta rampasan perang.
Data intelejen saat itu uang terbanyak ada di Bank Escompto (jl Kembang Jepun -- sekarang Bank Mandiri)....di sinilah Muhammad membawa 2 truk menguras habis yang bank ini dan mendapatkan 100 juta gulden. 35 juta gulden diberikan kepada Presiden Soekarno sebagai bukti Surabaya mampu, serta sisanya digunakan untuk persiapan dana pertempuran surabaya.....
Saat dilakukan perampokan, ada dua orang jepang yang ingin menabung...saat itu jumlahnya 400 Yen..jumlah fantastis waktu itu...karena ketakutan, dua orang jepang tadi lari meninggalkan uangnya...dirasa Yen tidak laku, ditinggalah uang itu...sampai sekarang masih di pajang di Bank Mandiri ini....
Belanda saat itu marah besar...karena uangnya dihabiskan... Dalam pandangan Belanda, Muhammad adalah perampok bank.....prespektif Indonesia, Muhammad adalah pejuang yang mengambil harta rampasan perang......
Toh dalam perjanjian di Konferensi Meja Bundar Belanda melakukan klaim atas kerugian ini dan disetujui oleh Presiden Sukarno sehingga Indonesia membayar ganti rugi dan lainnya agar Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia, ganti rugi yang lunas terbayar saat pemerintahan Presiden Megawati....luama ya..kan Belanda minta uang sangat banyak...jadi maklum saja.
Saat ini, di Surabaya nama ini diabadikan menjadi Jalan HR Muhammad. Saya pamer foto di Tugu Pahlawan tetapi ini bukan HR Muhammad melainkan Residen Sudirman. Saya berfoto dan menulis ini dengan cinta .... Kecintaan saya pada bangsa ini ... Kecintaan saya pada kisah kisah mereka yang sanggup berbuat banyak untuk bangsa dan sesamanya. Tidak pada mereka yang hanya bisa merapal kata untuk memecah belah . (firitri)