Mohon tunggu...
FIRITRI
FIRITRI Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis, Penulis Mojokerto, Blogger dan Pembawa Acara yang tertarik dalam Human Interest, Budaya serta Lingkungan

Penulis, Penulis Mojokerto, Blogger dan Pembawa Acara yang tertarik dalam Human Interest, Budaya serta Lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Air Hujan, Toleransi Beragama, dan Kesehatan

30 September 2019   22:07 Diperbarui: 30 September 2019   22:06 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Abaikan wajah berminyak karena kepanasan, ya.

Saya ini sedang minum air hujan di alat elektrolisis air hujan. Seperti apa alatnya? mudah kok membuat sendiri. tapi saya mau cerita runtutan memanen air hujan dulu.

Mau cerita panjang tapi saya nulis ini sudah malam, jadi saya persingkat saja. Intinya kita sekarang ini sudah jauh dari mandiri air. Untuk kebutuhan sehari-hari dari air ledeng, sedangkan minum dari air kemasan.

Tahukan kita jika air kemasan itu berarti kita sudah andil dalam pengambilan air tanah besar besaran. Padahal air tanah adalah cadangan terbaik. Tugas kita kan menahan air tawar selama-lamanya di darat tapi tidak meinumbulkan bencana, jadi jawabannya ya dimasukkan ke dalam tanah.

Lalu, kita seperti apa? mengkonsumsi air hujan karena air terbaik adalah air hujan. Karena saya Muslim, jadi saya percaya yang ada di dalam AL Qur'an.

"(Ingatlah), ketika Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu penenteraman daripada-Nya, dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu dan menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan syaitan dan untuk menguatkan hatimu dan mesmperteguh dengannya telapak kaki(mu). (Al-Anfal 8:11)"

Memperteguh telapak kaki.....bukan kaki...jelas telapak kaki adalah pusat kesehatan kita, jadi air hujan dapat menjaga kesehatan kita. Itu menurut kepercayaan saya.

Saya juga mengikuti pendeta Katolik Romo Kirdjito yang menjadi orang pertama di Indonesia terbuka terhadap siapa saja dan selalu terbuka dalam mengajarkan ilmunya tentang cara memanen air hujan.

Air hujan ditampung dengan menunggu hujan deras 15 menit agar langit yang kotor dibilas dulu oleh hujan awal, selanjutnya hujan sudah bersih. Air inilah yang menurut Al Anfal tadi sangat baik. Tapi Romo Kirdjito sudah membuat alat dengan perpipaan sederhana yang membuat kita tidak perlu menunggu dalam menampung. Alatnya dari bola mainan anak anak yang dimasukkan ke dalam pipa dan begitu hujan deras lagsung bisa menampung air dengan sendirinya setelah hujan deras 15 menit......hebat ya dengan alat sederhana, bisa efektif.

Setelah air hujan di ambil alias dipanen? ya bisa dikonsumsi. Derajad keasamannya biasanya 7 lebih sedikit. 7 kan netral ya, di atas 7 berarti basa. Lalu......ada alatnya untuk membuat lebih bagus lagi. ALat elektrolisis. Itu yang terlihat di gambar.

Dua tabung diisi air hujan dengan antar tabung terkoneksi dengan kapas yang rapat dan dialiri listrik. Setelah 1 hari, akan ada yang ph asam dan ada yang pH basa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun