Mohon tunggu...
Andre Jayaprana
Andre Jayaprana Mohon Tunggu... Administrasi - write and share

seek first to understand

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Roomsche Kerkstraat te Soerabaja dan Gereja Kepanjen

24 Juli 2016   21:14 Diperbarui: 24 Juli 2016   21:21 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tampak dalam Gereja Kepanjen sedang direnovasi, Juni 2016 - dokpri

Gereja Kepanjen di Surabaya, resminya bernama Gereja Katolik Kelahiran Santa Perawan Maria. Saya sempat mampir sebentar ke gereja ini awal Juni 2016 lalu. Bagian dalam gereja saat itu memang sedang direnovasi. Kesan pertama saya ketika mengunjungi gereja ini adalah memori tentang Kota Roma dengan empat basilikanya yang sangat indah dan bersejarah. Nama gereja yang mengambil nama Santa Maria itu sekilas mengingatkan saya akan Basilica di Santa Maria Maggiore (St. Mary Major). Patung Santo Petrus dan Santo Paulus di sisi kanan dan kiri pintu utama membawa memori tentang Basilika Santo Petrus, Basilika Santo Paulus dan juga Basilika Santo Yohanes Lateran (yang terakhir ini dikenal dengan sebutan induk segala gereja dalam tradisi Katolik).

Renovasi Gereja Kepanjen Juni 2016, dokpri
Renovasi Gereja Kepanjen Juni 2016, dokpri
Pintu Utama Gereja Kepanjen, dokpri
Pintu Utama Gereja Kepanjen, dokpri
Patung Santo Paulus, Gereja Kepanjen - dokpri
Patung Santo Paulus, Gereja Kepanjen - dokpri
Patung Santo Paulus, Basilika Santo Paulus Roma, dokpri
Patung Santo Paulus, Basilika Santo Paulus Roma, dokpri
Tampak Luar Gereja Kepanjen, Juni 2016 - dokpri
Tampak Luar Gereja Kepanjen, Juni 2016 - dokpri
Cukup mudah mengenal mana patung Santo Petrus dan mana patung Santo Paulus pada tampak luar Gereja Kepanjen. Kedua patung itu umumnya memang berpasangan. Yang membawa pedang pastilah Santo Paulus. Walaupun saya tidak dapat melihat jelas pada patung yang satu lagi apakah membawa dua buah benda semacam kunci, tapi mengingat kebiasaan dan dari beberapa sumber bacaan, maka yang tidak membawa pedang seharusnya adalah Santo Petrus. Mengapa Santo Paulus dikenang melalui patungnya yang membawa pedang, karena menurut tradisi, Santo Paulus memang dikenal kemartirannya karena kepalanya dipenggal (dilambangkan dengan pedang yang dibawanya). Mengapa Santo Petrus memegang kunci, itu adalah tradisi yang melambangkan Petrus yang di dalam Injil pernah disebut Yesus sebagai penerus karya-Nya.

Kesan pertama saya itu tentu saja manakala melihat bangunan gereja yang berdiri saat ini. Tapi kesan saya itu ternyata tidak demikian jika membaca sejarah Gereja Kepanjen ini apalagi melihat foto tempo dulu bangunan gereja yang awalnya justru berdiri bukan di Jalan Kepanjen. Bangunan awal gereja justru berdiri di Roomsche Kerkstraat (Jalan Gereja Katolik Roma) yang sekarang menurut berbagai sumber dikenal sebagai Jalan Cendrawasih, Surabaya. Kalau melihat foto bangunan awal gereja tersebut, kesan saya memang bangunan era kolonial Belanda yang menurut berbagai sumber adalah neo-gothic (yang sekarang berdiri pun sebenarnya begitu, hanya kesan saya saja yang entah mengapa jadi malah teringat empat basilika di Roma).

Rooms-Katholieke kerk in de Roomsche Kerkstraat te Soerabaja, sumber: www.media-kitlv.nl
Rooms-Katholieke kerk in de Roomsche Kerkstraat te Soerabaja, sumber: www.media-kitlv.nl
Situs resmi Gereja Katolik Kelahiran Santa Perawan Maria Surabaya menyebut berdirinya pada tahun 1810, maka perlu dijelaskan bahwa hal itu mengacu pada pengertian gereja sebagai jemaat yang terbentuk. Kalau bangunan gereja awalnya, baru mulai dibangun tahun 1821, diresmikan bangunannya pada tanggal 22 Maret 1822. Dari berbagai sumber lainnya, disebut bahwa bangunan gereja kemudian pindah ke Jalan Kepanjen (yang tempo dulu dikenal dengan sebutan Tempelstraat). Jadi yang sekarang berdiri di Jalan Kepanjen sebenarnya adalah lokasi bangunan kedua, yang pembangunannya dimulai pada tahun 1889 dan kemudian diresmikan pada 5 Agustus 1900. Pernah terbakar dan rusak pada tahun 1945 pada saat terjadi perlawanan rakyat terhadap pasukan sekutu dan mulai dibangun kembali pada tahun 1950.

Situs wisata terbesar di dunia, Tripadvisor, hingga malam ini, menurut saya telah keliru menyebut nama gereja dengan menyebutnya sebagai Gereja Perawan Maria Tak Berdosa. Sepanjang penelusuran saya, banyak ulasan di situs wisata tersebut mengacu kepada Gereja Katolik Kelahiran Santa Perawan Maria Surabaya. Kekeliruan ini sangat mungkin terjadi karena di Jalan Punten No. 8, Kepanjen, Malang, Jawa Timur ada juga Gereja Katolik yang cukup tua usianya. Tapi itu di Kepanjen, Malang Selatan. Nama gereja di Kepanjen, Malang Selatan itu resminya adalah Gereja Katolik Paroki Maria Tak Bernoda.

Keliru nama Gereja pada situs Tripadvisor
Keliru nama Gereja pada situs Tripadvisor


Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun