Mohon tunggu...
Andre Jayaprana
Andre Jayaprana Mohon Tunggu... Administrasi - write and share

seek first to understand

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Gereja Terbesar di Timur Tengah Itu Adalah Gereja Sampah

5 Oktober 2014   23:51 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:16 5053
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="aligncenter" width="450" caption="Dokumen Pribadi: Penunjuk arah situs bangunan bersejarah di Old Cairo, jangan sampai kesasar."][/caption]

Old Cairo dan Bukit Mokattam merupakan dua wilayah di Kota Kairo yang tidak kalah menarik untuk dikunjungi. Kedua wilayah ini cukup terkenal dengan warisan bernilai sejarah dan tradisi Kristen Koptik. Koptik secara spesifik memang mengacu kepada penganut Kristen di Mesir dan penganut Koptik ini adalah penganut Kristen yang terbesar di wilayah Timur Tengah walaupun di Mesir sendiri merupakan golongan minoritas dengan perkiraan sekitar 10% dari penduduk Mesir yang menganut ajaran ini.

[caption id="attachment_327448" align="aligncenter" width="450" caption="Dokumen Pribadi - Satu sisi interior Gereja Sampah, Cairo"]

1412500904308008908
1412500904308008908
[/caption]

Di wilayah Old Cairo ada beberapa situs berupa bangunan bersejarah salah satunya yang sangat terkenal adalah Gereja Gantung (The Hanging Church) atau dalam bahasa Arab disebut al-Muallaqah. Gereja Gantung merupakan gereja Kristen Koptik yang didirikan di atas tiang-tiang bangunan benteng Romawi di Old Cairo. Gereja ini diperkirakan didirikan pada abad ke-7. Gereja kecil tapi indah ini hampir setiap bagian bangunan dan isinya adalah peninggalan abad silam yang masih dipelihara dengan baik hingga saat ini. Gereja ini resminya bernama Gereja Santa Perawan Maria.

[caption id="attachment_327449" align="aligncenter" width="450" caption="Dokumen Pribadi - Menyusuri Lorong Old Cairo"]

14125011071627902783
14125011071627902783
[/caption]

Menyusuri jalan berupa lorong-lorong di wilayah Old Cairo ini memang mengingatkan akan lorong di pasar-pasar tradisional di Indonesia, walaupun tentu saja tidak ada jalan becek tergenang air atau bau sampah pasar. Ada juga satu-satunya peninggalan kaum Yahudi di Old Cairo yang masih dipelihara dengan baik bangunannya, yaitu Sinagoga Ben Ezra, tapi memang tidak ada aktivitas apa pun di bangunan tersebut, kosong, dan hanya dikunjungi oleh wisatawan yang tertarik dengan keindahan bangunan kuno, jadi tidak seperti halnya beberapa bangunan gereja yang bersejarah di Old Cairo yang masih digunakan untuk aktivitas ibadah hingga saat ini.

[caption id="attachment_327451" align="aligncenter" width="450" caption="www.panoramio.com, Christophe Van Hulle - The Hanging Church in Coptic Cairo"]

14125012711459920302
14125012711459920302
[/caption]

[caption id="attachment_327452" align="aligncenter" width="450" caption="Dokumen Pribadi - Pelataran Gereja Gantung yang asri."]

1412501330627156023
1412501330627156023
[/caption]

[caption id="attachment_327453" align="aligncenter" width="450" caption="Dokumen Pribadi : Interior Sentral (tengah) Gereja Gantung"]

14125013952001750922
14125013952001750922
[/caption]

Sangat kontras dengan wilayah Old Cairo yang lumayan tertata, tidak demikian dengan wilayah lain yang sempat kami kunjungi, yaitu Bukit Mokattam. Bukit Mokattam sangat terkenal di Mesir dan memiliki kisah unik tersendiri yang mendapat tempat di hati umat Kristen Koptik Mesir. Kisah ini jugalah yang menceritakan asal-usul Gereja Sampah di Bukit Mokattam. Mengapa mendapat julukan Gereja Sampah? Sebenarnya begini, untuk mencapai gereja yang terletak di atas bukit itu, pengunjung memang terpaksa melalui perkampungan Zabaleen. Zabaleen atau garbage people atau pemulung atau pengumpul sampah memang adalah orang-orang yang tinggal di perkampungan sampah di wilayah Bukit Mokattam.

Tahun 2011 tercatat sekitar 60 ribu penganut Kristen Koptik hidup di perkampungan ini mencari nafkah sebagai pengumpul sampah. Nah, jadi sudah dapat dibayangkan bagaimana kira-kira aroma jalan yang dilalui untuk menuju bangunan gereja di atas bukit. Jalan perkampungan yang kecil, menanjak dan berdebu ditambah lagi keramaian penduduk cukup membutuhkan keahlian dan kesabaran tersendiri dalam mengemudikan kendaraan.

[caption id="attachment_327454" align="aligncenter" width="450" caption="www.centeredincairo.com, The whole family works together, jalan menuju ke Bukit Mokattam"]

14125015832011428521
14125015832011428521
[/caption]

[caption id="attachment_327456" align="aligncenter" width="450" caption="www.centeredincairo.com, In Zabaleen, cardboard sorted, jalan sempit, kumuh dan padat"]

1412501675635925532
1412501675635925532
[/caption]

[caption id="attachment_327458" align="aligncenter" width="450" caption="ahram.org.eg :Moqattam area in Cairo, Egypt, where more than 60,000 Christians known as the Zabaleen, or "]

14125017371219902302
14125017371219902302
[/caption]

Jadi apa memang namanya Gereja Sampah? Nah, nama resminya sebenarnya Gereja Santa Perawan Maria dan St. Simon the Tanner. Nama tersebut adalah nama bangunan utamanya selain ada beberapa bangunan lagi di sekitar bangunan utama, yaituGereja St. Bola, Gereja St. Markus, dan Aula Simon the Tanner. Uniknya bangunan-bangunan gereja tersebut memang berada di gua yang terdapat di Bukit Mokattam. St. Simon the Tanner (St. Sama'an dalam bahasa Arab) sendiri adalah tokoh utama yang diabadikan untuk bangunan bersejarah di wilayah ini. Gereja Sampah dengan kapasitas yang dapat menampung sekitar 20 ribu orang dan dengan aulanya yang dapat menampung sekitar dua ribu orang diklaim sebagai gereja dengan daya tampung terbesar di Timur Tengah.

[caption id="attachment_327459" align="aligncenter" width="450" caption="Dokumen Pribadi : Siang yang terik di depan Gereja Sampah"]

1412501809906149416
1412501809906149416
[/caption]

[caption id="attachment_327460" align="aligncenter" width="450" caption="Dokumen Pribadi : Gereja Sampah, Gereja Santa Perawan Maria dan St. Simon the Tanner"]

14125018551566240714
14125018551566240714
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun