Mohon tunggu...
Andiva WahyuF
Andiva WahyuF Mohon Tunggu... Mahasiswa - NIM : 200731638136

MAHASISWA PENDIDIKAN SEJARAH UNIVERSITAS NEGERI MALANG ANGKATAN 2020

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Konfrontasi Malaysia: Ketegangan Politik antara Indonesia dan Malaysia Tahun 1933-1966

13 Maret 2022   21:15 Diperbarui: 13 Maret 2022   21:37 711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Konfrontasi Malaysia merupakan kata-kata yang dipakai oleh Dr. Subandrio untuk menggambarkan tindakan Indonesia atas Malaysia yang secara sengaja berada diposisi sebagai bawahan imperialisme dan memusuhi Indonesia (Leifer, 1989: 116. Yadi, 2017: 24). Indonesia yang kala itu dipimpin oleh Ir. Soekarno dan jelas-jelas menolak imperialisme tentu mengecam tindakan Malaysia yang secara terang-terangan setuju atas gagasan pembentukan Federasi Malaysia (Sekretariat Negara RI, 1981: 234). Penolakan ini bukan tanpa sebab, mengingat Soekarno memiliki pandangan yang menolak segala penindasan yang dilakukan oleh bangsa asing entah berupa kolonialisme ataupun imperialisme.

Ir. Soekarno juga mengeluarkan slogan yang terkenal yaitu “Ganyang Malaysia” sebagai respon atas ketidaksukaannya terhadap Malaysia tahun 1963 dan Indonesiapun memilih memutus hubungan politik dengan Malaysia tanggal 17 September 1963 (Andre, 2019: 90). Indonesia atas perintah dari Ir. Soekarno melalukan operasi Dwi Komando Rakyat dengan inti gerakannya ialah memperhebat pertahanan Indonesai dan membantu pembubaran negara boneka Malaysia (Humaidi, 2008: 31, Andre, 2019: 91). Gerakan ini didukung oleh PKI yang tersebar utamanya dikawasan perbatasan Indonesia dan Malaysia dengan melakukan gerilya dan mengahasut masyarakat dikawasan perbatasan.

Gerakan ini ditentang oleh internal angkatan darat yang tidak menyukai pimpinan dari gerakan yang dicanangkan oleh Soekarno. Pimpinan angkatan darat, Soeharto dan Nasution melakukan perlawanan terhadap aksi tersebut karena menentang pemilihan pimpinan komando siaga yang dipilih dari angkatan udara dan juga angkatan laut (Andre, 2019: 91). Walaupun mendapat pertentangan, operasi dwikora tetap dilakukan. Dimulai dengan pendaratan didaerah Johor tanggal 17 Agustus. Berbagai strategi juga dilakukan mulai dari penggerakan simpatisan dari masyarakat Tionghoa di perbatasan hingga penurunan sukarelawan dari para mahasiswa (Andre, 2019: 92).

Setahun berselang, Indonesia yang merupakan anggota PBB kala itu berencana keluar dari keanggotaan setalah mengetahui Malaysia masuk menjadi anggota PBB dan hal tersebut benar-benar dilakukan ketika Malaysia diterima menjadi anggota dewan kemanan PBB tanggal 7 januari 1965 (Andre, 2019: 90). Indonesia juga tanpa segan menolak segala bentuk bantuan dari Amerika Serikat sebagai bentuk tidak terima atas pengakuan dunia mengenai Malaysia.

Puncak dari peristiwa Konfrontasi Malaysia ialah ketika Indonesia dihadapkan dengan pemberontakan G30S/PKI yang melibatkan pemimpin dari komando siaga yaitu Omar Dhani (Yadi, 2017: 33). Pertempuran kedua negara pun berakhir ketika diadakan perjanjian damai 11 Agustus 1966 yang menjadi akhri dari konfrontasi Malaysia oleh Indonesia (Yadi, 2017: 31).

Daftar Rujukan:


Bagus, A., I., 2019. Dari Konfrontasi Ke Perdamaian (Hubungan Indonesia-Malaysia 1963-1966). Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah, No 8 Vol 2

https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/criksetra/article/view/9243/4979

Kusmayadi, Y. 2017. Politik Luar Negeri Republik Indonesia Pada Masa Konfrontasi Indonesia-Malaysia Tahun 1963-1966. Jurnal Artefak: History and Education, Vol 4 No 1.

https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/artefak/article/view/732

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun