Pemberdayaan masyarakat merupakan satu cara mendorong masyarakat dengan kesadaran dan keinginan sendiri berupaya menjadi lebih baik dari sebelumnya. Tugas pemerintah adalah memberi bantuan atau fasilitas sehingga upaya masyarakat menghasilkan manfaat yang mereka nikmati bersama. Â
Sungai yang bersih dan tidak bau adalah indikator permukiman yang sehat. Upaya menciptakan lingkungan sungai yang sehat tidak lagi sekedar mimpi, paling tidak Kota Denpasar bisa mewujudkan mimpi itu menjadi kenyataan.Â
Nampak jelas di lokasi Tukad Bindu bahwa pemberdayaan masyarakat berhasil menjadikan wilayah sekitar sungai bersih dan nyaman untuk dikunjungi.
Tukad atau sungai Bindu semula adalah sungai yang kotor, dipenuhi sampah dan lumpur. Â Setelah dibersihkan dan dikelola secara serius, tempat itu menjadi destinasi wisata di kota Denpasar dengan berbagai kelengkapannya seperti wisata air, area fitness, yoga, jogging track yang menyenangkan bagi warga kota.
Untuk menghidupkan wilayah di sekitar sungai dikembangkan kegiatan ekonomi seperti pertanian sederhana dan usaha kecil. Masyarakat menanam sayuran dan membuka warung sehingga memungkinkan pengunjung berwisata kuliner.
Revitalisasi kawasan ini bisa dikatakan berhasil sehingga sering dikunjungi para pejabat dan delegasi luar negeri, termasuk Delegasi IMF-World Bank saat pertemuan tahunan badan dunia itu di Bali, bulan Oktober 2018. Â
Revitalisasi Tukad Bindu merupakan proyek inovatif berbasis pemberdayaan komunitas. Pada prasasti di pintu masum Tukad Bindu, terbaca bahwa Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri yang dibantu Bank dunia, berperan membantu pemberdayaan masyarakat di lokasi tersebut antara tahun 2014-2015.Â
Upaya itu membuahkan hasil. Bantaran sungai yang semula tempat pembuangan sampah yang kumuh dan angker, menjadi lingkungan sungai bersih dan sehat.
Keberlanjutan kegiatan di Tukad Bindu terlihat dengan semakin baiknya kondisi wilayah sungai meskipun bantuan PNPM sudah lama berakhir.Â
Menurut informasi, Pemkot Denpasar melanjutkan pengembangan dan penataan kawasan itu melalui program replikasi Penataan Lingkungan Berbasis Komunitas (PLPBK) selama dua tahun.Â
Anggaran yang disediakan sebesar Rp 1,5 Miliar setiap tahun untuk tiga Lembaga Keswadayaan Masyarakar (BKM/LKM). Masing BKM mendapar Rp 500 Miliar.
Beberapa daerah lain, seperti Kota Palembang, juga tertarik mengadopsi konsep revitaliasi sungai berbasis masyarakat dengan melakukan kunjungan belajar pada Pemkot Denpasar. Â
Revitalisasi Tukad Bindu tak bisa dilepaskan dari komitmen walikota dan wakil walikota. Pada tahun 2017, Tukad Bindu meraih penghargaan Kali Bersih Terbaik Tingkat Nasional dari  Direktorat Jendral Sumber Air Bersih Kementrian PUPR yang diterima oleh Komunitas Kali Bersih Tukad Bindu ***
Dikutip dari Buku "Knowledge Sharing Pembangunan Daerah: Praktik-praktik Cerdas" yang ditulis oleh Agustin Arry Yanna, Andi Setyo Pambudi, Zita Setyaningrum, dan Laily Rahmatika. Editor: Maria Magdalena Hartiningsih