Mohon tunggu...
Andi Ronaldo
Andi Ronaldo Mohon Tunggu... Konsultan manajemen dengan ketertarikan pada dunia keuangan, politik, dan olahraga

Writing is not just a hobby, but an expression of freedom. Through words, we can voice our thoughts, inspire change, and challenge boundaries without fear of being silenced.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Apakah Indonesia Masih Memiliki Peluang Lolos ke Piala Dunia FIFA 26?

11 Oktober 2025   21:57 Diperbarui: 11 Oktober 2025   22:34 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Malam di Jeddah nanti mungkin akan menjadi babak penentuan, saat seluruh dunia menanti apakah strategi yang dirancang PSSI di bawah komando Erick Thohir akhirnya membuahkan hasil, atau justru kandas di ambang sejarah menuju mimpi besar. Setelah kalah 2--3 dari Arab Saudi pada 8 Oktober 2025 lalu, tim nasional Indonesia kini menghadapi realitas yang cukup mengkhawatirkan -- dua laga tersisa dan sembilan kombinasi hasil. Lantas, berapakah peluang Indonesia finis di dua besar dan masih membuka harapan untuk lolos ke Piala Dunia FIFA 26? Saya mencoba menghitung probabilitas tersebut dengan menggabungkan sejumlah data dan asumsi, termasuk peringkat FIFA, performa terkini, head-to-head (H2H), dan kesiapan skuad dari semua tim pada Grup B Kualifikasi Piala Dunia FIFA 2026 -- Babak Keempat AFC. Dari angka tersebut, kita juga dapat melihat apakah kebijakan naturalisasi cepat dan pencitraan publik selama ini sebenarnya berdampak nyata atau justru sebaliknya.

Kerangka Matematika yang Digunakan

Model yang saya gunakan merangkum kekuatan tiap tim menjadi satu skor terukur S. Secara ringkas, dirumuskan bahwa:

S = w1 Elo-norm + w2 Form-norm + w3 H2H-norm + w4 Avail-norm

dengan bobot yang digunakan: w1 = 0,40, w2 = 0,30, w3 = 0,20, w4 = 0,10. Keputusan bobot ini mencerminkan prioritas: kualitas jangka panjang (peringkat/Elo) paling menentukan, diikuti performa terkini, lalu hasil H2H dan ketersediaan pemain. Analisis ini menggunakan input yang dinormalisasi antara 0-1 sehingga setiap komponen dapat dikombinasikan secara linier.

  1. Elo-norm (normalisasi peringkat FIFA) -- dipetakan dengan rumus: Elo-norm = 1 {(peringkat FIFA negara1)/209}. Contoh: Saudi (peringkat 58) Elo-norm 0,73; Irak (59) 0,72; Indonesia (118) 0,44. Ini menunjukkan mengapa keunggulan jangka panjang sangat mempengaruhi skor akhir.

  1. Form-norm (momentum/hasil terakhir) -- dihitung sebagai poin dari enam laga terakhir dibagi poin maksimum (3 6). Contoh: Indonesia 10/18 0,56; Irak 11/18 0,61; Saudi 6/18 0,33. Nilai ini merepresentasikan kondisi terkini tim.

  2. H2H-norm (head-to-head teregularisasi) -- pertama dihitung skor mentah dari serangkaian pertemuan (memasukkan kemenangan, imbang, kekalahan, dan selisih gol yang dimoderasi), lalu regularisasi (shrinkage) dilakukan agar sampel kecil tidak menghasilkan angka ekstrem. Formula: H2H-norm = {(N . raw_avg) + (k0,5N)} / (N+k)
     dengan N = 2, k = 1. Hasilnya, Indonesia 0,12, Irak 0,70, Saudi 0,68.

  3. Avail-norm (kesiapan & integrasi pemain) -- digabung dari tiga subindikator: MCI, Continuity, dan Cohesion. Formula: Availnorm=0,5MCI + 0,3Continuity + 0,2Cohesion. Contoh: Indonesia (0,76, 0,65, 0,60) Avail-norm 0,70; Irak 0,87; Saudi 0,84.

Menggabungkan seluruh komponen-komponen tersebut akan menghasilkan skor akhir S:

  • Indonesia 0,438

  • Irak 0,698

  • Arab Saudi 0,611

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun