Mohon tunggu...
Andi Rahmanto
Andi Rahmanto Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara

Hanya seorang anak manusia yang ingin hidup bahagia dengan caranya sendiri. email: andirahmanto2807@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Pendakian Gunung Sebagai "Training of Leadership"

3 April 2018   22:56 Diperbarui: 3 April 2018   23:11 1113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi. (sumber: tribunnews.com)

Saat ini hobi mendaki gunung menjadi semacam tren di kalangan anak muda. Apalagi semenjak boomingnya novel dan film 5 cm. Novel dan film 5 cm sendiri menceritakan kisah pendakian satu kelompok persahabatan ke Puncak Gunung Semeru.

Namun sayangnya, tren pendakian gunung ini sedikit tercoreng akibat oknum pendaki yang tidak bertanggung jawab. Semakin ramai pengunjung yang mendaki suatu gunung, maka akan ditemukan banyak sampah yang berserakan. Belum lagi tindakan oknum pendaki yang suka corat-coret di pepohonan, bebatuan, atau situs sejarah di gunung yang tentunya merusak keindahan dan kebersihan di tempat tersebut. Padahal, pendakian gunung ini sesungguhnya kegiatan yang positif jika dilakukan dengan disiplin dan bertanggung jawab.

Tingginya minat masyarakat, khususnya pemuda-pemudi untuk mendaki gunung patut diapresiasi. Sudah pasti melonjaknya kunjungan pendaki akan memberi dampak ekonomi yang baik terutama bagi masyarakat di sekitar lokasi pendakian. Namun efek ekonomi yang baik ini justru berkebalikan dengan kondisi kebersihan jalur pendakian yang sangat memprihatinkan akibat banyaknya sampah dan vandalisme.

Kegiatan mendaki gunung sebenarnya sangat baik untuk membangun fisik dan mental seseorang. Kegiatan ini membutuhkan kesiapan fisik dan mental yang prima, karena selama pendakian, seorang pendaki mungkin akan menghadapi medan dan kondisi cuaca yang sangat ekstrim. Bahkan, pendakian gunung ini termasuk kegiatan yang cukup berbahaya, karena tidak sedikit pendaki yang mengalami kecelakaan, sakit, hingga meninggal dunia saat mendaki gunung.

Meskipun berbahaya, namun kegiatan mendaki gunung tetap dilakukan dengan aman. Pendakian tidak hanya sekedar mempersiapkan mental dan kesehatan, namun juga mempersiapkan diri dengan pengetahuan, peralatan, dan logistik yang memadai. Selama faktor-faktor itu dipersiapkan dengan baik, maka resiko bahaya selama pendakian dapat diminimalkan.

Aktivitas pendakian gunung bermanfaat untuk mengasah fisik dan mental. Untuk melakukan sebuah pendakian, seseorang harus mempersiapkan dengan sebaik-baiknya fisik, mental, anggaran, skill, dan pengetahuannya. Apalagi jika pendakian itu dilakukan secara massal, maka harus ada seorang leaderyang bisa mengatur dan mengkoordinasikan rombongannya agar pendakian dapat berjalan dengan aman dan selamat. 

Pemimpin dalam rombongan ini, selain harus mampu mengkoordinasikan dan mengatur kelompoknya, juga harus berani dan bertanggung jawab dalam mengambil keputusan, terutama saat rombongannya menghadapi medan yang berbahaya, cuaca yang ekstrim, kondisi anggota yang tiba-tiba tidak fit, jalur yang bercabang, atau stok logistik yang menipis.

Pada kondisi pendakian yang sulit, seorang pemimpin rombongan harus jeli, cerdas, tegas, berani, bertanggung jawab dan bijaksana dalam mengambil keputusan. Maka sangat wajar jika Henry Dunant, Bapak Palang Merah Internasional, pernah berkata, "Tidak akan hilang pemimpin suatu bangsa jika pemudanya masih ada yang suka masuk hutan, berpetualang di alam bebas dan mendaki gunung."

Dengan besarnya resiko bahaya yang harus dihadapi seorang pendaki, maka para pendaki dituntut untuk disiplin dan bertanggung jawab terhadap dirinya, peduli pada keselamatan dan keamanan pendaki lainnya, serta menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan sekitarnya. Karakter yang memegang teguh disiplin dan tanggung jawab merupakan sifat utama seorang pemimpin yang hebat. Dia tidak hanya memikirkan kebaikan untuk dirinya sendiri, namun juga memikirkan kebaikan untuk orang lain dan lingkungannya.

Dengan trend pendakian gunung yang sangat tinggi, maka ada harapan di masa depan bahwa bangsa ini  tidak akan kekurangan pemimpin yang hebat. Dengan kegiatan mendaki gunung, maka seseorang dipaksa untuk mempersiapkan dengan sebaik-baiknya pengetahuan, mental, dan fisiknya. Dirinya pun akan ditempa dengan berbagai kesulitan, ketakutan, serta kelelahan selama pendakian. 

Dia akan banyak belajar memahami banyak aspek kehidupan, seperti sosial, lingkungan, budaya masyarakat, cuaca, iklim, ekonomi, pariwisata, transportasi, maupun sejarah. Pendakian gunung juga bisa menjadi sarana untuk menguji kemampuan kognitif, psikologis, serta motorik seseorang. Dengan kegiatan pendakian ini, biasanya akan terlihat kemampuan seseorang dalam mengendalikan emosinya, bisa juga diketahui apakah dia tahan dibawah tekanan, apakah dia egois, atau dia orang yang acuh tak acuh? Bahkan ada ungkapan bahwa jika engkau ingin mengetahui watak asli seseorang, maka ajaklah dia mendaki gunung.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun