Mohon tunggu...
ANDINNI ALIYA ILMI
ANDINNI ALIYA ILMI Mohon Tunggu... Mahasiswi Universitas Negeri Jakarta

Mahasiswi yang tertarik dengan sastra dan seni.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bingung Pilih Jurusan dan Kampus? Yuk Bahas dari Sudut Pandang Sosiologis!

19 Mei 2025   18:18 Diperbarui: 19 Mei 2025   20:29 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

1. Pilih Universitas dan Jurusan yang Memberi Nilai Tambah untuk Mobilitas Sosial

Kalau kamu ingin meningkatkan posisi sosial atau ekonomi (mobilitas vertikal), kamu butuh modal simbolik (pengakuan sosial), modal sosial (jaringan relasi), dan modal ekonomi. Maka, penting banget memilih institusi pendidikan yang bisa membuka akses ke modal-modal tersebut. Misalnya, kampus yang punya reputasi baik dan banyak jejaring dengan kalangan menengah-atas bisa membantumu naik kelas, terutama kalau kamu nggak punya privilese berupa kekayaan, status keluarga, atau latar belakang pendidikan yang mentereng.

2. Prioritaskan Jurusan yang Punya Kemandirian Profesi

Pilih jurusan yang memberi kamu kemampuan untuk mandiri secara profesi. Artinya, setelah lulus, kamu punya keahlian yang bisa langsung digunakan untuk membuka lapangan kerja sendiri. Selagi dapat membuka lapangan pekerjaan, kenapa harus menjadi mesin kapitalisme ya kan. Contohnya, lulusan kebidanan bisa membuka praktik sendiri, atau lulusan hukum bisa membangun kantor advokat. Jadi, kamu nggak harus selalu bergantung pada lowongan kerja formal.

3. Pertimbangkan Jurusan Teknik atau Kesehatan

Jurusan teknik dan kesehatan memang dikenal berat, tapi peluang kerjanya jelas dan biasanya cepat balik modal---kecuali beberapa jalur seperti kedokteran yang butuh waktu dan biaya lebih besar. Perawat, misalnya, banyak dicari dan bisa langsung kerja. Anak teknik juga sering dilirik perusahaan karena dianggap rasional dan terlatih dalam pengambilan keputusan. Realitanya, Indonesia masih negara berkembang dengan orientasi ekonomi, jadi jurusan-jurusan seperti FISIP sering kali dianggap kurang "menghasilkan" secara cepat. Ini bukan berarti ilmu sosial nggak penting, tapi di sini pengakuan dan dukungan terhadap ilmu sosial belum sekuat di negara maju, di mana riset dan profesi berbasis FISIP jauh lebih mapan dan dihargai.

Pilihan jurusan dan kampus bukan sekadar soal minat, tapi juga strategi. Kamu perlu mempertimbangkan struktur sosial, peluang ekonomi, dan akses modal. Ini semua bisa dibaca lewat kacamata ilmu sosiologi. Yuk, gali lebih dalam pilihanmu---biar sesuai antara idealisme dan realitas.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun