Mohon tunggu...
Andini Harsono
Andini Harsono Mohon Tunggu... Traveler - Blogger - Freelancer

Mengurai dunia dengan rasa, pikir dan syukur... Salam sastra Salam budaya Salam berkarya FB : Andini Harsono Twitter : @andiniharsono Instagram : @andini_harsono

Selanjutnya

Tutup

Trip

Menyusuri Cerita Pasar Lama Tangerang

31 Mei 2025   12:49 Diperbarui: 31 Mei 2025   13:53 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cici Elsa, Tour Guide Tangerang sedang memberi penjelasan di depan Rumah Pembuatan Kecap SH, Tangerang. Sumber Foto : Andini Harsono. Design : Canva

Beberapa kali mengunjungi Pasar Lama Tangerang tak pernah membuat saya bosan, justru sebaliknya. Selalu ada dorongan untuk kembali dan mengenalnya lebih dekat. Iya, saya memang suka trip sejarah dan budaya, termasuk di Pasar Lama Tangerang ini. Setiap sudut kawasannya seolah menyimpan kisah yang tak habis untuk digali, mulai dari bangunan-bangunan bersejarah yang telah berdiri ratusan tahun seperti Masjid Kali Pasir, Klenteng Boen Tek Bio, dan Roemboer atau rumah burung yang unik.

Keingintahuan saya akan cerita sejarah yang membentuk identitas Pasar Lama Tangerang inilah yang akhirnya membawa saya bergabung dalam Ketemu Walking Tour, "The Hidden History of Pasar Lama" pada Minggu, 25 Mei 2025 lalu.

Perjalanan diawali dari titik kumpul kami yaitu Stasiun Tangerang yang merupakan situs bersejarah. Dibangun oleh Belanda pada tahun 1889 yang bertujuan untuk mengangkut hasil kebun (waktu itu banyak perkebunan tebu) agar mempermudah pengirimannya sehingga mempercepat perputaran ekonomi. Stasiun Tangerang merupakan stasiun paling ujung atau relnya memang sudah selesai di sana. Tidak ada lagi pembangunan rel diperpanjang.

Berkumpul di Stasiun Tangerang sudah berasa berada di sekian ratus tahun lalu. Dipandu dengan Cici Elsa Novia Sena, kami diajak menyusuri cerita di balik keramaian Pasar Lama.

Pembuatan Kecap Benteng Tertua, Masjid Tertua, Peh Cun dan Cina Benteng

Perjalanan dilanjutkan dengan mengunjungi Pembuatan Kecap SH yang sudah ada sejak 1920. Kecap ini sangat digemari orang Tangerang dari zaman dulu karena rasanya yang khas yaitu ada rasa rempah sehingga tambah gurih dan menggunakan gula kelapa. Usaha kecap SH saat ini telah diteruskan oleh keturunan ke-empatnya dan masih menjadi kecap favorit masyarakat yang sudah pernah mencicipi Kecap SH.

Dilanjutkan mengunjungi Pembuatan Kecap Benteng Tulen Istana tahun 1882, lebih tua lagi daripada SH. Kecap Istana ini masih berjalan hingga sekarang dengan pelanggannya kebanyakan restoran. Rasanya tidak terlalu manis dan lebih pekat. Tempat pembuatan kecap berhadapan dengan rumah penyimpanan kecap yang sudah jadi.

Kecap Benteng Istana. Sumber Foto : Andini Harsono
Kecap Benteng Istana. Sumber Foto : Andini Harsono

Menariknya, kami dipertemukan oleh Kecap Bango yang ternyata juga berasal dari Tangerang pada tahun 1928 sebelum dibeli oleh perusahaan besar itu. Menarik sekali ya jadi tahu kalau Tangerang itu memiliki pembuatan kecap yang sudah turun temurun dan masih menjadi favorit. Kecap-kecap ini sekarang bisa dijadikan buah tangan jika sedang berkunjung ke Pasar Lama.

Lanjut lagi ke Masjid Kali Pasir yang sudah berdiri kokoh sejak tahun 1576 sehingga menjadi Masjid tertua di Tangerang. Masjid yang merupakan peninggalan Kerajaan Pajajaran berada di tengah pemukiman warga Tionghoa dan berada di tepi Sungai Cisadane. Bangunannya bercorak Tionghoa sebagai simbol kerukunan umat beragama pada masanya. Di area masjid ini juga terdapat makam Istri ke-enam Sultan Ageng Tirtayasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun