Mohon tunggu...
Andini Harsono
Andini Harsono Mohon Tunggu... Traveler - Blogger - Freelancer

Mengurai dunia dengan rasa, pikir dan syukur... Salam sastra Salam budaya Salam berkarya FB : Andini Harsono Twitter : @andiniharsono Instagram : @andini_harsono

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

1917 : Musim Berganti, Cinta Tak Pernah Pergi

2 Mei 2025   19:51 Diperbarui: 2 Mei 2025   19:55 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penantian Marsha Terhadap Surat Jeff (Sumber: ChatGPT Image)

Kring..kring..kring, suara sepeda milik Burhan, Pak Pos yang hampir setiap hari didengar oleh Marsha, gadis keturunan Belanda yang tinggal di tepian kota Yogya mengikuti Ayahnya bertugas. Tiap ia mendengar teriakan Pak Pos harapannya melambung tinggi.

Bergegas Marsha lari menuju teras rumahnya yang tak berpagar itu.

"Pak.." sapa Marsha kepada Pak Pos sambil senyum simpul.

"Mari..." balas Pak Pos.

Senyum di wajah Marsha berubah menjadi muram. Marsha hanya bisa terdiam kemudian duduk bersandar memandang Pak Pos pergi berlalu tanpa menghentikan sepedanya dan mengeluarkan sepucuk surat yang sangat ia nantikan. Iya, Marsha menunggu kabar dari Jeff, kekasihnya yang sudah hampir dua tahun tidak kunjung kembali.

"Aku berjanji akan selalu menulis surat untukmu my darling. Aku pergi bertugas membangun Negeri. Negeri yang kita tinggali bersama mereka para pribumi."

Masih jelas terdengar kalimat Jeff pada saat-saat terakhir ia berpamitan pada Marsha untuk menjalankan tugas membangun rel kereta api jalur Ngabean -- Pasar Gede hingga ke Pundong.

Sebetulnya lokasi Jeff bertugas tidak terlampau jauh dari tempat tinggal Marsha. Namun, sebagai anak gadis satu-satunya, ruang gerak Marsha tentu dibatasi oleh orang tuanya meskipun usia Marsha sudah menginjak 22 tahun. Marsha hanya boleh pergi ke sekolah tempat ia mengajar anak-anak pribumi Bahasa Belanda dan berhitung. Diizinkan pergi ke pasar, dan ke rumah kawan-kawan yang sudah dikenal oleh Ayahnya.

Jeff, pemuda yang 5 tahun lebih tua dari Marsha baru tinggal di Yogyakarta sekitar 3 tahun sebelum hubungan kasih mereka terjalin. Pertemuan Marsha dan Jeff terjadi begitu saja. Marsha melihat Jeff dari kejauhan saat ia berangkat ke sekolah karena kantor Jeff dan sekolah Marsha hanya berjarak 300 meter. Curi-curi pandang hingga Jeff menyadari ada seorang gadis cantik yang memperhatikannya dari seberang jalan.


Jeff memberanikan diri menghampiri Marsha untuk berkenalan dan ketika itulah benih-benih cinta tumbuh. Seakan dunia milik berdua, Jeff dan Marsha sering menghabiskan waktu bersama di sore hari sambil menikmati secangkir kopi di warung kecil milik Mbok Siyem dan Pak Darmono. Hingga suatu hari hubungan mereka tercium oleh Ayah Marsha yang merupakan salah satu atasan Jeff.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun