Mohon tunggu...
Andi Muhammad Husein Mazhahiri
Andi Muhammad Husein Mazhahiri Mohon Tunggu... Mahasiswa - tidak tampan tapi suka mandi dan suka kamu

love of my life

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Alternatif Merajut Persatuan Umat Islam

19 April 2021   07:04 Diperbarui: 30 Juni 2021   02:08 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh karena itu perpecahan tidak bisa kita terima begitu saja bisa dicegah dengan mengintropeksi diri kita sesuai dengan Surah Al-An'am ayat 65 bahwa perpecahan itu terjadi karena ulah manusia bukan takdir semata. Adapun kaitannya dengan hadis Allah tidak mengabulkan permintaan Nabi Muhammad yang ketiga, sebagai pengamat kita harus lebih jeli lagi melihat dan menafsirkan hadis di atas, karena ada beberapa hal yang penulis temukan kerancuan hadis ini. Pertama, pernyataan doa nabi tidak dikabulkan tidak bisa kita terima begitu saja, karena ada juga hadis yang berbunyi bahwa nabi Muhammad Ketika meminta kepada Allah selalu dikabulkan, lalu kenapa kali ini allah tidak mengabulkannya? Sahihkah atau tidak hadis ini?. Kedua, sekalipun hadis ini dinyatakan sahih dan kuat periwayatannya dan sanadnya, maka kita harus mengartikan perpecahan itu bakal terjadi bukan selalu atau selamanya terjadi sampai hari kiamat, artinya manusia ada yang baik dan ada juga yang buruk. Artinya perpecahan ini terjadi karena perbuatan buruk manusia, sedangkan persatuan tersusun malalui nilai-nilai kemanusiaan dan persaudaraan. Artinya islam sebagai agama selalu memberikan jalan alternatif kepada manusia untuk mencegah perpecahan sesama umat islam, tidak ada alasan bagi kita untuk tidak berbuat hal-hal yang menuju pada persatuan, sebagai pecinta Nabi Muhammad kita harus mencontohnya sebagaimana persatuan yang pernah beliau bentuk yaitu piagam Madinah yang menyatukan umat beragama tidak hanya pada internal islam saja, tetapi agama di luar islampun disatukan dan dilindungi. Inilah nilai islam yang sejati (persatuan).

Adapun hadis yang berkaitan dengan 73 golongan yang selamat hanya satu, perlu dikritisi secara sanad dan perowinya. Bukankah hadis itu dhaif (lemah) karena ada perawi yang tidak kuat seperti Muhammad bin Amr, Abdurrahman bin Ziyad bin An'am, Katsir bin Abdullah, Ubad bin Yusuf, Rasyid bin Sa'ad, Al-walid bin Muslim dan nama-nama lainnya yang Majhul (sebagaimana disebutkan dalam kitab Tahdzib Al-Tahdzib, Lisan Al-Mizan dan Mizan Al-I'tidal). Menurut Sebagian ulama hadis seperti Muhammad Alghazali dan Muhammad bin ahmad Al-Basyari dalam kitab Ahsan Al-Taqasim. Ternyata ditemukan bahwa ada hadis lain yang lebih shahih yang mengatakan "akan pecuh umatku menjadi tujuh puluh tiga golongan, semua masuk surga kecuali satu" . Apabila kita terima hadis ini maka perpecahan yang dimaksud disini adalah perbedaan pendapat. Perbedaan pendapat harus kita terima karena itu hal yang alamiah pada manusia, dari perbedaan pendapat ini manusia berjalan sesuai denga napa yang diyakininya tanpa harus menyebutkan kelompok A atau B berada di neraka. Perbedaan pendapat harus kita hargai sebagai capaian pluralisme akal manusia.

Intinya perbedaan pendapat dengan perpecahan itu berbeda, berbeda pendapat tidak harus berpecah belah. Seperti yang dikatakan oleh Cak Nur "apabila tuhan yang bersifat mutlak membiarkan agama-agama lain, maka manusia yang tidak mutlak jangan memaksakan keyakinannya pada orang lain" artinya berbeda pendapat hal yang lumrah dan harus diterima tenpa harus memaksakan pendapatnya ke orang lain. Saling menyayangi satu sama lain adalah bentuk persatuan yang akut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun