Mohon tunggu...
Andi Akhmad Yusuf
Andi Akhmad Yusuf Mohon Tunggu...

profesi jurnalistik sejati dengan terus menyuarakan keadilan dan kebenaran\r\nWartawan Koran Indonesia Pos\r\nTerbit terbit sejak 1968. satu satunya\r\nkoran tertua di Sulsel....

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Melawan Arus di Tengah Badai (Kisah Jurnalis)

28 September 2014   08:14 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:13 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oknum wartawan seperti ini sifatnya selalu mencari perhatian orang, baik itu masyarakat atau pejabat. Dan tidak segan segan membicarakan jelek teman seprofesinya dan menilai dirinyalah paling hebat atau senang disebut sebagai wartawan super. Tujuan Oknum Wartawan kategori (C) ini, dirinya tidak ingin kalah dan selalu mengatakan dirinya Palin hebat. Alasannya Oknum Wartawan (C) agar dibisa mendapatkan pembaca sebanyak banyaknya demi menguatkan predikatnya padahal dia tidak menyadari kalau diatas langit masih ada langit, dan manusia diciptakan itu tidak seperti "Dewa" manusia punya kelebihan dan punya kekurangan. dan dia tidak menyadari kalau yang menilai tulisan atau karya jurnalistik kita itu adalah pembaca atau Publik.

D. (BEKERJA MEMBURU UANG DARI PADA BERITA)

Mungkin kita pernah mendengar kata : "Wartawan Amplop, Wartawan Bodrex, Atau Wartawan tanpa Surat Kabar (WTS)". karena dasar pendidikan yang rendah atau mudahnya perusahaan pers merekrut wartawan demi menjual medianya. Ataupun dalam setiap wawancara atau silaturahmi dengan pejabat ujung ujungnya meminta sejumlah uang. Ataupun mendengar ada kasus cepat cepat dikompirmasi dengan ujungnya penyelesaian ditempat,atau biasa disebut delapan enam (86).

E. (RELA SEPERTI LILIN YANG RELA BERKORBAN DEMI MENYUARAKAN KEADILAN DAN KEBENARAN).

Sosok wartawan seperti ini yang selalu didambakan oleh masyarakat, karena disamping profesional melaksanakan tugas bukan (Rupiah) yang dikejar. tapi dia berpikir kepercayaan publik yang harus dikejarnya dan pembacanya selalu menunggu hasil karya jurnalistiknya. Karena sosok wartawan seperti ini susah ditemukan. Mungkin Kalau ada seribu wartawan hanya ada 40% seperti ini. karena dalam mencari berita bukan uang yang diutamakan tapi profesionallisme yang dikedepankan. Wartawan seperti ini tidak menerima suap karena menilai gajinya sudah lebih dari cukup. dan memilih yang halal daripada yang haram.

Penulis Andi Akhmad Yusuf lebih melirik wartawan kategori (E) dan dalam penulisan ini mencoba melawan arus ditengah badai sesama profesi. Penulis menuangkan isi pemikiran dari pada keegoisan atau memuji diri karena Penulis Andi Akhmad Yusuf adalah (Wartawan Gembel=Wartawan Gemar Belajar) sehingga dengan penuh kesadaran sebagai penulis juga punya kelemahan atau kekurangan.

Saya mengajak berpikir positif dan tidak menilai negative dalam penulisan ini.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun