Mohon tunggu...
andi darpanio
andi darpanio Mohon Tunggu... Foto/Videografer - fotografer

suka moto

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Stephen Glass dan Hoax yang Diciptakannya

8 Oktober 2018   14:18 Diperbarui: 8 Oktober 2018   14:26 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernah melihat film lama berjudul Shattered Glass ? Atau mendengarnya?

Film lama memang. Sekitar tahun 2003. Film Amerika Kanada ini  disutradarai oleh Billy Ray . Film ini berdasarkan kisah nyata yang berkisah tentang wartawan Stephen Glass yang berkarier di majalah The New Republic  sekitar tahun 1998. Majalah ini sendiri berdiri sejak tahun 1914 dan masih survive sampai sekarang. 

Dikisahkan Stephen adalah wartawan yang amat pintar bercerita pada tulisannya. Gaya bahasanya bertutur dan mengalir. Karya jurnalistiknya selalu membuat orang terlibat atau terlena pada kisah yang disuguhkan. Stephen digambarkan sebagai jurnalis potensial, muda, pengamat tingkah laku manusia, menyenangkan  dan sangat imajinatif.

Beberapa kali atasannya merasa janggal dengan laporannya.  Liputan-liputannya dirasa tidak riil dan terjadi manipulasi fakta. Tetapi Stephen selalu bisa mengelak atas kesalahannya.

Suatu kali, atasannya berganti dan atasan barunya menemukan beberapa kejanggalan juga. Diantara laporan yang janggal adalah adanya rapat para hacker nasional.  Pada rapat itu Stephen mengaku bertemu dengan Restil seorang hacker  yang berhasil membobol sistem keamanan perusahaan software besar. Dikisahkan bahwa Restil meminta imbalan dari perusahaan tersebut.

Wartawan Forbes yang membaca laporan juga menyatakan bahwa laporan Stephen janggal. Rapat itu tidak pernah ada dan Stephen tidak pernah bertemu dengan Restil. Atasan barunya kemudian mengumpulkan beberapa fakta bahwa laporan itu tidak berpegang pada kaidah jurnalistik. Selain itu dia juga mencari sebagian besar laporan Stephen yang ternyata hanya kumpulan karangan Stephen saja. Alias tidak riil. Padahal karya jurnalistik dibangun atas fakta dan tidak sekadar cerita.

Atasannya ingin memecat Stephen tapi dihalang-halangi karena Stephen (dan laporannya) menyenangkan bagi pembaca dan teman-teman wartawannya. Tapi akhirnya Stephen dipecat karena laporan-laporannya terbukti fiksi dan itu membahayakan masa depan media tempatnya bekerja.

Seorang jurnalis harus selalu mengedepankan kebenaran, karena tulisan mereka akan mempengaruhi  para pembaca. Shattered Glass  memberi pandangan kepada kita bahwa orang cerdas sering tidak memperlihatkan dirinya cerdas dan orang bodoh akan memperlihatkan dan berjuang untuk kelihatan pintar. Stephen berhasil mengelabuhi teman-teman dan pembacanya agar dia kelihatan hebat.

Begitu juga di Negara kita. Ada Ratna Sarumpaet dan mungkin banyak orang lain yang bersikap sama. Yaitu memberikan informasi palsu yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Informasi yang membuat orang lain terpengaruh, marah, benci dan bertindak berdasar informasi dari Ratna itu.

Ratna memang bukan jurnalis. Tapi teknologi masa kini memungkinkan orang membuat berita tentang dirinya di grup wa, atau di sosmed dan kemudian viral, jauh melebihi yang bisa dilakukan oleh media konvensional. Jika Stephen Glass berbohong pada zaman lalu, Ratna berbohong pada masa kini. Seperti halnya Stephen, Ratna berimajinasi atas sesuatu yang tak ada dan bercerita seakan-akan itu ada dan berlangsung.

Tentu kita tak ingin banyak orang seperti Ratna Sarumpaet atau Stephen Glass di masa kini. Semua orang , baik individu , kelompok , masyarakat profesi termasuk jurnalis dan profesi lain harus menjunjung tinggi kejujuran, fakta dan integritas diri serta profesinya dalam menyebarkan sesuatu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun