Setelah menghabiskan kopi dan Waffle, aku meminum sedikit air putih dan memutuskan untuk memesan kopi lagi yang lebih ringan, dari menu yang sebelumnya aku memesan kopi arabika sunda gulali dan diseduh dengan metode V60.
Sekali lagi aku melihat bagaimana pesananku dibuat. Biji kopi digiling sedikit lebih kasar dan ditaruh di dalam wadah V60 yang sudah diselimuti kertas saringan, air panas yang sudah di seduhkan dituang dalam jumlah tertentu sekitar 4 - 5 kali melewati ampas dan menjadi air kopi yang mendarat di dalam semacam wadah kaca bening yang bentuknya mirip seperti botol sake Jepang.
Pesananku dibawa dengan wadah yang kopi dan gelas seduh yang sama dengan yang kupakai sebelumnya. Aku kembali memperhatikannya. Dibanding kopi yang sebelumnya, kopi ini kekuatannya lebih ringan karena pandanganku hampir menembus gelas bening tersebut, aromanya tercium lebih harum seperti semacam buah, dan tanpa membuang waktu lagi, aku mencicipinya.
Rasa kopinya terasa asam dan manis di saat yang sama, namun terasa selaras menghasilkan rasa yang nikmat, rasa manisnya seperti gula merah, sedangkan rasa asamnya terasa seperti nanas dan memiliki rasa manisnya tersendiri.