Penguatan Infrastruktur dan Teknologi Pengelolaan Sampah
Dalam rapat juga disoroti pentingnya peningkatan fasilitas pengelolaan sampah seperti TPA (Tempat Pembuangan Akhir), unit daur ulang, dan sistem pemilahan di sumber. Pemanfaatan teknologi modern seperti mesin pencacah, biokonversi, dan sistem monitoring digital sangat dianjurkan untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi.
Pendidikan dan Sosialisasi Kepada Masyarakat
DPD RI menilai bahwa implementasi Perda No. 3 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sejenisnya belum optimal karena masih rendahnya kesadaran masyarakat. Oleh karena itu, dibutuhkan program edukasi dan sosialisasi berkelanjutan, baik melalui sekolah, pesantren, komunitas, maupun media massa.
KPS: Bukti Nyata Partisipasi Masyarakat dalam Implementasi Perda
Kehadiran Krapyak Peduli Sampah dalam rapat kerja ini menjadi bukti bahwa masyarakat, khususnya lembaga berbasis pesantren, mampu berperan aktif dalam implementasi regulasi lingkungan. KPS telah menunjukkan bahwa ketika masyarakat diberdayakan dan diberi ruang, mereka dapat menjadi bagian dari solusi, bukan sekadar objek kebijakan.
Dalam beberapa tahun terakhir, KPS tidak hanya berfokus pada pengolahan sampah di internal pesantren, tetapi juga aktif melakukan edukasi dan pendampingan ke berbagai lembaga pendidikan, pemerintah desa, hingga pesantren lain di seluruh DIY. Pendekatan yang dilakukan Andika Muhammad Nuur tidak kaku dan birokratis, melainkan berbasis pada nilai kesadaran, spiritualitas, dan kemandirian.
Dari Rapat ke Aksi Nyata
Hasil dari rapat kerja DPD RI DIY bukan hanya sekadar dokumen, melainkan menjadi acuan strategis dalam penyusunan dan implementasi kebijakan pengelolaan sampah di masa depan. Rekomendasi yang dihasilkan akan menjadi dasar bagi pemerintah daerah dan instansi terkait untuk memperkuat sinergi antara regulasi, infrastruktur, dan pendidikan masyarakat.
Bagi Krapyak Peduli Sampah, momen ini memperkuat keyakinan bahwa langkah kecil yang mereka mulai dari lingkungan pesantren dapat memberikan inspirasi besar bagi pengelolaan sampah di tingkat daerah bahkan nasional.
Penutup
Keterlibatan KPS dalam kegiatan ini menegaskan peran penting pesantren sebagai motor perubahan sosial dan lingkungan. Melalui nilai-nilai spiritual dan kepedulian terhadap bumi, KPS berhasil membuktikan bahwa pesantren bukan hanya tempat belajar agama, tetapi juga pusat inovasi lingkungan yang berkontribusi langsung pada pembangunan berkelanjutan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI