Mohon tunggu...
andika muhammad nuur
andika muhammad nuur Mohon Tunggu... direktur krapyak peduli sampah

konten tentang bagaimana pondok pesantren menyelesaikan permasalahan sampah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Krapyak Peduli Sampah Jadi Pembicara di Acara Kemenag DIY dan UIN Sunan Kalijaga: Mengubah Budaya Santri Dalam Mengelola Sampah

25 September 2025   15:05 Diperbarui: 25 September 2025   15:05 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pemamaparan Materi (Sumber:instagram/krapyakpdulisampah)

Sisi Hilir (Pengolahan):

  • Sampah organik diolah menjadi kompos, pakan maggot, atau dimanfaatkan untuk peternakan ayam dan ikan.

  • Sampah anorganik dikelola melalui bank sampah, penjualan rosok, serta diubah menjadi produk kreatif seperti kerajinan tangan, sandal multilayer, dan hiasan kaligrafi dari limbah plastik.

  • Sampah residu diminimalisasi agar tidak membebani TPA.

Trik Mengubah Budaya Santri

Andika Muhammad Nuur menegaskan bahwa tantangan terbesar bukanlah teknologi pengolahan sampah, melainkan perubahan budaya dan pola pikir. Untuk itu, KPS menerapkan sejumlah trik jitu dalam mengubah kebiasaan santri:

  1. Edukasi Terus-Menerus
    Santri mendapatkan materi rutin tentang fiqh lingkungan, hadis kebersihan, hingga praktik langsung memilah sampah. Hal ini mengintegrasikan nilai agama dengan aksi nyata.

  2. Teladan dan Role Model
    Pengurus pondok dan Tim KPS menjadi contoh nyata dalam mengelola sampah. Santri lebih mudah meniru daripada sekadar mendengar teori.

  3. Sistem Reward and Punishment
    Santri atau kamar yang konsisten memilah sampah mendapat penghargaan, sementara yang abai diberi peringatan. Ini menciptakan budaya kompetitif yang sehat.

  4. Kreativitas dan Ekonomi Sirkuler
    Santri diajak melihat sampah bukan sebagai masalah, tetapi sumber rezeki. Dari hasil olahan sampah, mereka bisa memproduksi pupuk, pakan, hingga kerajinan bernilai jual.

  5. Gerakan Kolektif, Bukan Individual
    Perubahan budaya tidak bisa dilakukan sendiri. Dengan sistem kelompok, santri merasa lebih bertanggung jawab dan termotivasi menjaga kebersihan bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun