Mohon tunggu...
andika muhammad nuur
andika muhammad nuur Mohon Tunggu... direktur krapyak peduli sampah

konten tentang bagaimana pondok pesantren menyelesaikan permasalahan sampah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mahasiswa Universitas Alma Ata Kunjungi Krapyak Peduli Sampah: Belajar Bagaimana Pandangan Islam Tentang Pengolahan Sampah

6 September 2025   19:55 Diperbarui: 6 September 2025   19:55 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Kunjungan Mahasiswa Alma ata di Krapyak peduli Sampah( Sumber:instagram/krapyakpedulsampah)

Yogyakarta -- Pada Selasa, 10 Juni 2025, mahasiswa Universitas Alma Ata melakukan kunjungan ke Krapyak Peduli Sampah, sebuah komunitas pesantren yang berhasil mengembangkan model pengelolaan sampah mandiri.

Kunjungan ini bertujuan mendalami bagaimana pandangan Islam mengajarkan umatnya untuk menjaga lingkungan, termasuk dalam hal memilah dan mengolah sampah. Islam menempatkan kebersihan sebagai bagian dari iman, dan mengelola sampah menjadi salah satu wujud nyata dari tanggung jawab manusia sebagai khalifah di muka bumi.

Islam dan Tanggung Jawab Lingkungan

Dalam diskusi, ditegaskan bahwa mengurangi, memilah, dan mendaur ulang sampah merupakan implementasi ajaran Islam tentang menjaga kebersihan, menghindari pemborosan (israf), serta menjaga kelestarian alam. Mengolah sampah dengan benar tidak hanya bernilai sosial dan ekologis, tetapi juga bernilai ibadah.

Praktik di Krapyak Peduli Sampah

Mahasiswa Universitas Alma Ata mendapatkan contoh langsung bagaimana Krapyak Peduli Sampah berhasil menurunkan produksi sampah pesantren dari 2 ton per hari menjadi hanya 100 kg per hari.

Beberapa praktik pengelolaan yang dipelajari antara lain:

  • Sampah organik dijadikan pupuk, biogas, pakan ternak, dan bahan untuk budidaya maggot.
  • Sampah anorganik dipilah melalui bank sampah, dijual sebagai rosok, atau diolah menjadi produk kreatif.
  • Produk kreatif sandal multilayer, kaligrafi plastik, gantungan kunci, dan kerajinan bernilai ekonomi.
  • Trifting pakaian bekas untuk mendukung ekonomi sirkuler.
  • Perkebunan dan peternakan pesantren memanfaatkan hasil olahan organik sebagai pakan dan pupuk alami.

Penutup

Kunjungan mahasiswa Universitas Alma Ata ini menunjukkan pentingnya kolaborasi antara perguruan tinggi dan komunitas pesantren. Dengan menggabungkan nilai-nilai Islam, ilmu pengetahuan, dan aksi nyata di lapangan, diharapkan lahir generasi muda yang peduli lingkungan dan mampu menjadi agen perubahan dalam pengelolaan sampah berkelanjutan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun