Mohon tunggu...
andika muhammad nuur
andika muhammad nuur Mohon Tunggu... direktur krapyak peduli sampah

konten tentang bagaimana pondok pesantren menyelesaikan permasalahan sampah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Andika Muhammad Nuur dan Krapyak Peduli Sampah: Integrasi fiqh Biah dalam Pengelolaan Lingkungan

2 September 2025   18:57 Diperbarui: 2 September 2025   18:57 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster Kegiatan Seminar di Kampus Uin Sunan Kalijaga (sumber:instagram/krapyakpedulisampah)

Isu lingkungan dan sampah semakin mendesak untuk ditangani, baik dalam lingkup masyarakat umum maupun di kalangan akademik dan pesantren. Salah satu langkah konkret menghadirkan solusi adalah melalui acara Bincang Berdaya dengan tema "Mengintegrasikan Fiqh Lingkungan dengan Pengelolaan Sampah yang Mandiri" yang digelar pada Kamis, 22 Mei 2025 di Teatrikal FDK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.Acara ini menghadirkan dua narasumber utama, yakni Andika Muhammad Nuur, Direktur Krapyak Peduli Sampah sekaligus pelopor gerakan pengolahan sampah mandiri di Pondok Pesantren Krapyak, dan Fathan Darmawan, Ketua Climate Warriors yang merupakan komunitas penggiat lingkungan di kampus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Acara dipandu oleh moderator Muhammad Fahmi.

Krapyak Peduli Sampah dan Peran Andika Muhammad Nuur

Krapyak Peduli Sampah merupakan komunitas yang lahir dari keprihatinan atas menumpuknya sampah di lingkungan pesantren. Di bawah kepemimpinan Andika Muhammad Nuur, komunitas ini berhasil menurunkan produksi sampah dari 2 ton per hari menjadi hanya sekitar 100 kg per hari melalui prinsip sederhana namun mendalam: "Sampah hari ini selesai hari ini."

Dokumentasi Kegiatan Seminar (sumber:instagram/krapyakpedulisampah)
Dokumentasi Kegiatan Seminar (sumber:instagram/krapyakpedulisampah)
Andika mengintegrasikan nilai agama, sosial, dan ekonomi dalam pengolahan sampah. Dari aspek agama, pengolahan sampah dipandang sebagai bagian dari fiqh biah (fikih lingkungan) yang mengajarkan tanggung jawab manusia sebagai khalifah di bumi. Dari aspek sosial, Krapyak Peduli Sampah menumbuhkan kesadaran kolektif bahwa menjaga kebersihan adalah bentuk menjaga martabat bersama. Sementara dari aspek ekonomi, komunitas ini mengembangkan model ekonomi sirkuler dengan memanfaatkan hasil daur ulang, budidaya maggot, peternakan ayam dan ikan, serta produk kreatif dari sampah anorganik.
Fiqh Biah: Perspektif Islam dalam Merawat Lingkungan
Dokumentasi Kegiatan Seminar (sumber:instagram/krapyakpedulisampah)
Dokumentasi Kegiatan Seminar (sumber:instagram/krapyakpedulisampah)
Konsep fiqh biah menjadi landasan penting dalam diskusi ini. Biah berarti lingkungan, sementara fiqh adalah pemahaman mendalam terhadap hukum Islam. Maka fiqh biah dapat dimaknai sebagai kajian hukum Islam yang berhubungan dengan ekologi dan lingkungan hidup.
Al-Qur'an menegaskan dalam Surah Al-A'raf ayat 56:

"Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi setelah (Allah) memperbaikinya."

Rasulullah juga bersabda:

"Kebersihan adalah bagian dari iman." (HR. Muslim)

Dalam perspektif maqid al-syar'ah, menjaga lingkungan selaras dengan tujuan syariat, khususnya dalam aspek if al-nafs (menjaga jiwa) dan if al-b'ah (menjaga lingkungan). Lingkungan yang bersih dan sehat adalah syarat utama keberlangsungan hidup manusia. Kitab-kitab klasik seperti Ihya' Ulumuddin karya Imam al-Ghazali pun menyinggung pentingnya manusia menjaga titipan Allah berupa alam semesta.

Climate Warriors: Suara Lingkungan dari Kampus

Sementara itu, Fathan Darmawan, Ketua Climate Warriors, mewakili suara mahasiswa UIN Sunan Kalijaga yang peduli terhadap isu iklim dan sampah. Climate Warriors selama ini aktif dalam kampanye ramah lingkungan, edukasi publik, serta praktik nyata pengelolaan sampah di kampus.

Kehadiran Fathan dalam forum ini membuka ruang sinergi antara dunia pesantren dan dunia kampus. Harapannya, Krapyak Peduli Sampah dan Climate Warriors dapat bekerja sama dalam program edukasi, riset, dan praktik pengolahan sampah yang terintegrasi. Sinergi ini juga diharapkan melahirkan gerakan lingkungan yang lebih luas dan berkelanjutan di masyarakat.

Harapan dari Acara

Moderator Muhammad Fahmi menegaskan bahwa acara ini bukan sekadar diskusi teoritis, melainkan pijakan awal kolaborasi. Melalui forum ini, diharapkan terjalin kerja sama konkret antara UIN Sunan Kalijaga dan Krapyak Peduli Sampah dalam mengembangkan model edukasi dan praktik pengelolaan sampah berbasis fiqh lingkungan.

Dokumentasi Kegiatan Seminar (sumber:instagram/krapyakpedulisampah)
Dokumentasi Kegiatan Seminar (sumber:instagram/krapyakpedulisampah)
Gerakan ini menjadi bukti nyata bahwa agama, pesantren, dan kampus bisa berjalan seiring dalam menghadirkan solusi atas persoalan ekologis. Dari Krapyak hingga kampus, dari teori hingga praktik, semua bergerak menuju satu tujuan: menjaga bumi sebagai amanah Allah.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun