Mohon tunggu...
Gusti A.Makkarodda
Gusti A.Makkarodda Mohon Tunggu... Petani - Pemerhati

Bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ubah Kebiasaan, Cara Efektif Cegah Penularan Covid-19

28 April 2020   21:00 Diperbarui: 29 April 2020   01:48 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi covid19, Sumber: kompas.com

Kurang lebih dua bulan, setelah ditetapkannya status siaga darurat bencana akibat menyerbarluasnya corona virus disease (covid19). Virus yang sangat marak dibicarakan di timeline twitter sejak bulan Desember 2019 lalu ini, sudah diperkirakan akan menjadi pandemic dan mengganggu semua lini.

Sejak kemunculannya di Wuhan, kita sudah mendengar metode penyebarannya, dari manusia ke manusia melalui droplet. Para ahli kesehatan pun mengetahui bahayanya dan cara mencegah penularannya. Virus ini meluluhlantahkan semua sektor karena untuk melawannya, semua orang harus merubah kebiasaan dengan kebiasaan baru.

Dalam situasi normal, pola interaksi masyarakat Indonesia sudah terbiasa dengan berjabat tangan, bersalaman sambil merapatkan bahu kanan ketemu bahu kanan, bahkan sebagain kalangan terbiasa cipika cipiki. Bukan hanya itu, duduk berkumpul menikmati hidangan, makan dan minum sudah terbiasa dengan satu wadah. Mengunjunginya pasar rakyat pun demikian, sebuah lagu bugis dengan judul "pappasa'e" dalam liriknya membangun permakluman bahwa bersenggolan didalam pasar adalah hal biasa.

Disisi lain, orang bugis sangat paham prinsip merubah kebiasaan. Sebuah ungkapan turun temurun sering didengarkan sejak masa kanak-kanak: _"lele bulu tellele abiasang, lele mua abiasange, abiasang pa palelei."_  Yang jika diterjemahkan kurang lebih sebagai berikut _"berpindah domisili tak akan merubah kebiasaan, kebiasaan hanya dapat berubah dengan kebiasaan pula."_

Pemerintah sebagai Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid19 tidaklah mesti gugup dalam menjalankan tugas, walau tidak terbiasa bekerja cepat. Tidak mesti gagap untuk menyampaikan informasi penanganan walau kita tau bahwa sudah terbiasa kurang jujur mengungkap fakta.

Tidaklah terlambat untuk mengevaluasi tim GTPP walau sudah berjalan dengan terseok-seok, kenyataannya masyarakat sangatlah patuh dengan anjuran pemerintah asal dibarengi dengan teladan, yang penting adalah pemerintah hadir sebagai representasi negara dalam bentuk regulasi dan fasilitas yang diperuntukkan mengubah kebiasaan masyarakat dengan mempersiapkan lahirnya kebiasaan baru.

Regulasi tentu tidak efektif tanpa fasilitas, maka semua kebutuhan untuk tegaknya regulasi menjadi penting dipersiapkan dengan matang oleh pemerintah. Kebiasaan lama pemerintah harus diubah dengan kebiasaan baru. Mulailah supaya masyarakat mengikuti.

Melarang pedagang pasar untuk tidak berjualan tidak akan pernah efektif jika tanpa subsidi dan tanpa dibarengi dengan surat keputusan sebagai jaminan penangguhan cicilan. Para pedagang pasar sudah terbiasa dengan pendapatan, sudah terbiasa tawar menawar. Saking terbiasanya, bermimpi pun tentang tawar menawar. Pedagang sudah terbiasa membayar kredit setiap bulan sebagai bentuk dan upaya membangun relasi dan modal.

Menganjurkan pedang pasar untuk menggunakan masker, sarung tangan dan cuci tangan. Tidak akan pernah efektif jika pemerintah tak mengubah kebiasaan. Berpuluh tahun negara hanya hadir menarik retribusi pasar tetapi tak pernah hadir menyiapkan fasilitas, sesekali hadirlah menyiapkan fasilitas tersebut, dan masa pandemic ini adalah momentum yang tepat.

Memperketat pintu  perlintasan air dan darat di perbatasan dengan kebiasaan baru adalah metode efektif memastikan tidak adanya orang masuk yang berpotensi sebagai carrier, menyiapkan fasilitas di pasar berupa bilik disinfektan, tempat cuci tangan dan menyiapkan petugas Satpol-PP sebagai penegak regulasi menjadi penting, menghadirkan tenaga medis untuk mendeteksi dini  kesehatan pedang pasar adalah bentuk layanan yang sudah sangat lama dinantikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun