Mohon tunggu...
Andi HendraDimansa
Andi HendraDimansa Mohon Tunggu... Peneliti

Hobi meminum kopi empat gelas per hari dan melakukan aktivitas yang positif.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Apa Kabar Malam Minggu Anak Muda?

17 Mei 2025   23:23 Diperbarui: 17 Mei 2025   23:23 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bunga itu mulai mekar di malam Minggu, begitu kata-kata mereka yang menghayati suasana di malam itu. Selain itu, malam Minggu menawarkan petualangan jiwa bagi segenap yang muda. Mengapa demikian? Karena, malam itu muda-mudi bertemu, berbincang dan duduk menikmati malam, lebih panjang waktunya dibandingkan malam-malam yang lain.

Banyak syair-syair bersemi di malam Minggu menghiasi pertemuan-pertemuan kalangan muda. Apakah ada kekasih atau tidak? Malam Minggu tetaplah menarik dan syahdu. Tidak salah apabila dari generasi ke generasi menikmati malam Minggu demikian panjang. Warung, kedai dan gerai-gerai menjadi ramai. Ekonomi berputar di malam itu.

Anak muda menikmati malam Minggu sebagai bentuk ekspresi kebersamaan dan kepedulian. Mereka berbincang, bukan sekedar melihat kehidupan lebih dekat, melainkan mulai beranjak dari sekedar menikmati, menjadi menyelami kehidupan. Lewat perbincangan itu mereka melihat, apakah ekonomi sedang bertumbuh atau melambat?

Kita harus optimis bahwa anak-anak muda itu tidak sekedar bersenandung dan bermimpi. Melainkan berbuat dan mengidentifikasi lewat caranya yang khas. Anak muda bermalam Minggu itu tidak buruk, setidaknya mereka belajar bersosialisasi dengan baik. Jangan mudah melabeli dan meremehkan anak muda, apalagi melihat mereka secara biasa.

Kalau ingin melihat kita bertumbuh atau tidak, tanya kepada anak muda. Jangan sampai aspirasi mereka dianggap biasa, atau sekedar berucap. Berhenti berpikir demikian, mereka ingin melihat Indonesia lebih baik. Lihatlah, tagar "Indonesia Gelap" dan "Kabur Aja Dulu", itu bukan sekedar tagar, namun di sana terdapat kekhawatiran kaum muda melihat negera mereka. Lalu, apakah negara punya kepekaan terhadap itu?

Jangan sampai pemerintah salah menangkap pesan itu, kemudian menghakimi pendapat anak muda. Kalau negara dalam kondisi baik, pasti anak muda berkata baik pula. Tetapi, di saat negara dalam kondisi tidak baik, maka jiwa anak muda akan mengungkapkan kondisi yang sebenarnya. Apakah pemerintah sadar akan hal itu?

Bila malam-malam Minggu anak muda tidak se-efektif sebelumnya, kurang nongkrong dan menikmati dunia kafe, bisa jadi mereka lagi ikut tren perekonomian negara. Ekonomi lagi stagnan, PHK terjadi di mana-mana, pemerintah harus bergerak, bukan sibuk menabur retorika. Pertumbuhan ekonomi tidak terjadi, namun kita masih disuguhi kata-kata manis dari pejabat di Jakarta.

Pertumbuhan ekonomi juga disupport oleh anak muda, jadi pemerintah beri dukungan kepada mereka. Jangan terlalu sibuk bekerja dengan menebar janji, ingat ini bukan lagi musim kampanye. Anak muda hendak bermalam Minggu, buka lapangan kerja agar romantik di malam Minggu bersemi kembali.

Salam dari warga

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun