Tantangan menjadi sesuatu yang tidak dapat dihindari, apalagi berbagai kondisi seperti persaingan ekonomi global (perang dagang Amerika Serikat dan China), efek perang Rusia dan Ukraina, dan India-Pakistan yang memanas. Pantas saja apabila Hasan Nasbi mengatakan bahwa dulu tidak mempercayai kata-kata Prabowo mengenai kemungkinan perang. Yang bisa saja terjadi secara tiba-tiba.
Tidak heran apabila terdapat pandangan yang meyakini bahwa kondisi tanpa perang juga bentuk lain dari perang. Jadi, setiap negara dan individu mesti menyiapkan diri menghadapi berbagai tantangan. Karena itu, mempersiapkan diri dalam menghadapi berbagai kemungkinan menjadi solusi. Termasuk Indonesia sebagai negara besar sekaligus wilayahnya terpisah-pisah antar pulau, sudah harus memikirkan membangun kekuatan.
Semua potensi harus dimanfaatkan agar lebih produktif, baik lewat BUMN dan Perusda serta pelibatan pihak swasta maupun Bumdes dan Koperasi di tingkat desa. Keterlibatan semua unsur harus lebih maksimal, agar produktivitas dapat berjalan dengan baik. Indonesia punya kekuatan besar itu, baik darat maupun laut dan udara. Peluang-peluang dan pengelolaan itu harus dilakukan, tidak lagi menunggu negara lain memulai.
Memadukan semua sumber daya yang ada menjadi sangat penting. Termasuk pengkajian ilmiah/akademik harus mengambil bagian, agar pengelolaan menjadi sistematis dan terukur. Kita tidak lagi berpatokan kepada pengalaman yang lalu, melainkan perspektif ilmiah harus lebih mendominasi. Agar berbagai peluang-peluang pengelolaan dapat lebih maksimal.
Apakah kita punya pengalaman dalam mengelola sumber daya yang ada? Kita harus jujur bahwa sosok Baharuddin Jusuf Habibie (B.J. Habibie) pernah memanfaatkan sumber daya Indonesia dalam membangun industri pesawat. Hasilnya pun terlihat dan itu bisa berefek kepada kemandirian negara kita. Jadi, tidak ada alasan bagi kita untuk tetap optimis.
Saat ini Presiden Prabowo Subianto telah memulai berbagai upaya dalam membangun fundamental ekonomi. Baik berupa Danantara maupun lewat Koperasi Merah Putih. Selain itu, persiapan sumber daya manusia dilakukan dengan MBG, Sekolah Rakyat dan pemeriksaan kesehatan. Hal itu, menjadi bagian penting untuk memastikan pertumbuhan sumber daya manusia Indonesia di masa depan.
Keberpihakan Prabowo dalam kebijakan-kebijakan ekonomi dan sumber daya manusia. Mungkin akan mengurangi pembangunan fisik, namun sumber daya manusia juga penting. Hal itu, menjadi pra-syarat bagi kemajuan Indonesia di segala bidang. Kita tidak boleh berhenti optimis, hanya diri kita sendiri yang bakal menjamin kemajuan negara. Lewat aktivitas-aktivitas yang produktif.
Bukan lagi saatnya, saling menyalahkan apalagi menjatuhkan. Kritik boleh agar kita bisa melihat kemungkinan-kemungkinan lain. Sikap optimis juga tidak menutup diri dari kritik, pertumbuhan ekonomi dan kemajuan sangat membutuhkan daya kritik agar tidak terlalu berlebihan. Untuk tetap memastikan semua berjalan dengan pikiran-pikiran sehat.
Salam dari warga
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI