Mohon tunggu...
Andhika Zulkarnaen
Andhika Zulkarnaen Mohon Tunggu... Wiraswasta - Founder of Cultura Magazine

A creativepreneur with more than 15 years of professional experience in communication, branding, and new media.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bertahan dari Kegagalan

1 Februari 2019   06:41 Diperbarui: 9 Oktober 2023   14:20 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengusaha yang paling sukses pasti pernah mengalami kegagalan, bukan cuma pernah tapi sering. Banyak buku, film atau artikel yang menceritakan kesuksesan seseorang, bagaimana mereka bisa sukses dan apa saja yang mereka lakukan untuk mencapai mimpi-mimpinya. Tapi sedikit yang menceritakan bagaimana para pengusaha bertahan dan bangkit dari kegagalannya.

Saya mencoba berbagi sedikit dari beberapa pengalaman saya dalam usaha. Tulisan ini bukan bermaksud untuk menggurui tapi cuma sekadar berbagi.

Masuk ke dunia bisnis adalah sesuatu yang menantang sekaligus penuh dengan risiko. Awal memasuki dunia entrepreneurship itu karena saya tidak ada pilihan lain. Saya cuma lulusan SMA tanpa bekal ilmu, pengalaman yang minim dan modal (duit) yang hampir tidak punya. Tapi dari kekurangan/kelemahan itu saya jadi punya keberanian untuk memulai tanpa terlalu memikirkan kegagalan.

Salah satu modal utama saya adalah quotes dari pengusaha-pengusaha sukses, klise memang tapi cukup bisa menggetarkan jiwa selama dicerna dengan baik dan tentu saja dilakukan. Dari beberapa usaha yang pernah saya rintis, mulai dari warnet, design studio, media online sampai coffee shop, semua gagal. 

Kegagalan terbesar dalam hidup saya alami beberapa tahun lalu. Saya ditipu, perusahaan yang saya rintis dari nol diambil, dan tidak punya aset sama sekali. Saat itu dalam 1 tahun lebih saya tidak ada income alias Rp 0 + punya hutang. Ada sekitar puluhan lamaran kerja saya kirim saat itu, cuma beberapa yang menghubungi untuk interview dan tidak ada satupun yang menerima. Saya terjebak dalam dunia entrepreneurship!

Stres? Pastinya. Depresi? Untungnya tidak terlalu. Bagaimana saya bisa bertahan dari kegagalan itu? Ada 3 poin utama yang menolong saya.

Tuhan

Saat jatuh bangkrut otomatis saya tidak bisa berpikir dengan baik apalagi dengan perut kosong, tidak ada yang bisa saya lakukan selain meratapi nasib. Sebagai manusia yang beragama pastinya saya punya tuhan. Akhirnya saya memutuskan untuk kembali ke agama (spiritual). 

Saya mulai memperbaiki ibadah, banyak berdoa dan belajar ilmu-ilmu agama. Saya muslim tapi saat sibuk dengan usaha dan pekerjaan, saya melupakan Allah. Saat saya jatuh baru ingat Allah. Mungkin kita pun seperti ini.

Ada yang pernah bilang "saat kita dihadapi dalam satu masalah berat, ujung-ujungnya kembali ke agama", dan saya mengalami hal itu. Intinya, dengan mendekatkan diri ke tuhan kita akan mendapatkan kedamaian hati dan pikiran. Kita akan mendapatkan petunjuk untuk menjalani segala cobaan hidup. 

Jiwa saya terasa lebih damai walaupun halangan dan rintangan tetap menanti, dengan ketenangan jiwa saya bisa berpikir lebih baik dan logis. Saya bisa melalukan sesuatu dengan lebih realistis dan punya semangat untuk bangkit dari kegagalan.

Keluarga

Ibu dan adik-adik saya adalah orang pertama yang menerima kegagalan saya dengan ikhlas. Mereka membantu saya bertahan hidup dengan memberikan support mental dan finansial yang akhirnya saya masih bisa makan sehari-hari dan tinggal di tempat yang layak. 

Dengan perut yang tidak selalu kosong dan tempat tinggal yang layak artinya saya masih bisa berpikir jernih, dengan mental yang kuat saya bisa melanjutkan hidup dan pastinya masih banyak orang yang lebih susah dari saya saat itu. Ibu saya juga mendoakan saya setiap hari, bukankah doa ibu adalah doa yang paling cepat dikabulkan? 

Sahabat

Saat tidak ada orang yang peduli dengan kegagalan saya, tidak bisa membantu saya dalam hal apapun, saya masih punya sahabat. Mereka bisa menjadi tempat bercerita, mereka memotivasi, memberikan masukan/saran dan pastinya menerima saya apa adanya. Saat seperti inilah kita akan merasakan pentingnya sabahat dalam hidup kita. Sahabat itu tidak harus secara langsung membantu kita menyelesaikan masalah, minimal masih mau berteman dengan kita apapun keadaan kita.

"You need to spend time crawling alone through shadows to truly appreciate what it is to stand in the sun."
  Shaun Hick

Setelah banyak merenung, saya baru sadar waktu sibuk dengan pekerjaan saya melupakan 3 poin tersebut. Dan saat itulah saya dikasih jalan untuk memperbaiki hubungan dengan tuhan, keluarga dan sahabat.

Jangan pernah tinggalkan 3 poin yang saya sebutkan tadi. Karena saat kita jatuh/gagal mereka lah yang akan menolong  dan menerima kita, dan saat kita sukses mereka pula lah yang akan tetap menerima kita kembali. 

Saat ini saya punya kekuatan untuk bangkit dan siap dengan kegagalan-kegagalan lain yang menanti. Semoga para pembaca bisa mengambil hikmah dari cerita ini dan bisa menginspirasi kita semua untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan sukses dalam mengejar mimpi.

Baca juga tulisan saya tentang kehidupan seorang entrepreneur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun