Mohon tunggu...
Andang Setiabudi
Andang Setiabudi Mohon Tunggu... -

Mancunian till I die.......

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Fenomena Nokia Vs Blackberry (Sebagai Brand Smartphone) di Indonesia

8 Desember 2011   09:15 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:41 1342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulisan ini hanya membahas Nokia dan Blackberry saja dengan mengabaikan brand smartphone lainnya.

Saat pertama kali diluncurkan Nokia 9000 sekitar tahun 1996, yang dikenal dengan cikal bakal communicator telah menarik pangsa pasar handphone di Indonesia yang saat itu masih relatif baru. Harganya selangit, bentuknya seperti batu bata, namun laku keras karena dianggap prestise di Indonesia. Trend tersebut berlanjut dengan seri-seri communicator selanjutnya seperti 9500 dan E90. Semua user baik bisnisman, pelajar, mahasiswa, maupun ibu rumah tangga memakainya meskipun kadang fungsinya hanya untuk telpon dan sms doang. Padahal fungsi sesungguhnya hampir seperti komputer mini. Saat itu yang terjadi hanya fenomena peningkatan status sosial bagi users nya. Yang penting mahal dan Itu menjadi yang paling utama (gaya hidup). Akibat semakin boomingnya communicator tersebut, di Indonesia sampai terbentuk seperti suatu komunitas pengguna communicator yang diakui oleh Nokia sebagai komunitas resminya. Saat itu Nokia adalah market leader smartphone di Indonesia.

Sampai pada sekitar tahun 2006-2007 an saat Research In Motion (RIM) memperkenalkan suatu smartphone yang bisa terhubung dengan dunia maya setiap saat dan mampu mengkompresi email sehingga disinyalir sangat berguna bagi bisnisman yang selalu mobile namun tetap dapat menjalankan bisnisnya dari mana aja. Benda itu dikenal dengan nama Blackberry. Di Indonesia perkembangan awalnya lambat karena adanya fix cost yang relatif mahal saat itu yang dibebankan RIM via operator lokal jika ingin menggunakan layanan Blackberry Internet Service nya. Selain layanan push email nya yang terkenal, Blackberry juga mempunyai layanan Blackberry Messenger (BBM) yang dapat digunakan antar Blackberry users.

Dalam waktu singkat, Blackberry melejit melibas semua pangsa smartphone di Indonesia. Bahkan fenomena ini terjadi di dunia. Saham RIM meningkat tajam dan menjadikan salah satu competitor Nokia yang patut diperhitungkan di pasar smartphone.

Pangsa pasar Nokia didunia turun drastis dan hal ini sejalan dengan fenomena di Indonesia. Semua golongan penduduk hampir semua mengenal dan menggunakan Blackberry dari model yang jadul sampai yang terbaru. Nokia terdesak hebat.

Akan tetapi karena inovasi RIM yang cenderung stagnan, maka lambat laun users Blackberry di sebagian besar wilayah di dunia menurun. Hal ini diperparah dengan kegagalan Playbook yang menyebabkan RIM rugi sebesar Rp 4,3 Triliun. Saham RIM menurun drastis. Pangsa pasar mulai melemah. Di berbagai belahan dunia Blackberry mulai ditinggalkan.

Fenomena yang anomali terjadi di Indonesia. Secara kasat mata Nokia yang mulai menurun pangsa pasarnya di dunia terbukti berbanding lurus dengan keadaan di Indonesia. Tetapi pangsa pasar Blackberry di belahan dunia lain yang mulai menurun malah tidak terjadi di Indonesia. Bahkan pangsa pengguna Blackberry di Indonesia tetap tinggi. Malah RIM sampai melaunching seri Blackberry terbaru di Indonesia. Hal ini disadari oleh RIM mengingat Indonesia masih merupakan pangsa pasar yang potensial bagi mereka.

Curangnya RIM hanya mau memasarkan produknya di Indonesia tapi tidak mau bikin pabriknya di Indonesia. Indonesia bagi mereka tidak lebih dari sarana pemasaran produknya dan celakanya users Blackberry di Indonesia kurang concern akan hal itu. Mereka tidak sadar (atau tidak tahu) selalu membeli produk RIM tanpa memikirkan kontribusi RIM buat negara Indonesia. Pengguna Blackberry di Indonesia menjadi korban gaya hidup mereka sendiri. Mungkin seseorang tidak begitu memerlukan Blackberry, tetapi karena teman-temanya menggunakan Blackberry semua jadi ikutan deh……….

Anomali itulah yang membingungkan……di negara lain Blackberry sudah mulai ditinggalkan namun di Indonesia tetap sebagai salah satu market leader smartphone. Mungkin jika ada sesuatu lagi yang baru yang menarik, maka Blackberry akan bernasib yang sama dengan Nokia di Indonesia.

Sampai kapan kita terjajah oleh konsumerisme gaya hidup kita sendiri kalo kita tidak berniat merubahnya sendiri………………

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun