Mohon tunggu...
Anastasya Salma A
Anastasya Salma A Mohon Tunggu... Mahasiswa Hubungan Internasional, Universitas Jember

Hyy! Nama aku Anastasya Salma Al Ghaida (bisa dipanggil Salma). Aku suka banget sama seni—nulis novel, puisi, musik dan bikin podcast adalah cara aku buat ungkapin apa yang aku rasain. Dunia akting juga salah satu tempat favoritku, apalagi kalo soal ikut lomba/ pertunjukan monolog dan film pendek. Lewat seni, aku jadi tertarik ngeliat realita dari sudut pandang yang berbeda. Walaupun aku ngga terlalu sering nulis soal isu sosial atau politik, aku seneng belajar hal - hal baru yang bisa buka cara pandang aku. Buatku, menulis itu bukan cuma ekspresi, tapi juga cara buat mikir dan ngobrol sama dunia.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kapitalisme vs Marxisme : Perebutan Dominasi Ekonomi Global

29 April 2025   09:34 Diperbarui: 29 April 2025   09:34 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ketika membicarakan sistem ekonomi dunia, dua kutub pemikiran besar selalu mencuat: kapitalisme dan Marxisme. Keduanya tidak hanya merepresentasikan sistem ekonomi, tapi juga menjadi fondasi pertarungan ideologi global sejak abad ke-19 hingga hari ini. Berakar dari gagasan tentang bagaimana kekayaan harus dihasilkan, didistribusikan, dan dikendalikan, perdebatan ini membentuk dunia yang kita kenal sekarang.

Ekonomi Liberal dan Kapitalisme: Sebuah Optimisme

Kapitalisme lahir dari semangat ekonomi liberal yang berkembang pada abad ke-18 hingga 19. Semangat ini bertolak belakang dengan pandangan ekonomi zaman merkantilisme, di mana kekayaan dianggap sebagai permainan zero-sum --- satu pihak hanya bisa kaya dengan merugikan pihak lain. Ekonomi liberal memperkenalkan ide revolusioner bahwa pertumbuhan kekayaan bukanlah perebutan, melainkan ekspansi: kue ekonomi bisa diperbesar sehingga semua orang memiliki peluang untuk mendapat bagian.

Tokoh penting seperti Adam Smith dalam The Wealth of Nations (1776) memperkenalkan konsep laissez-faire, yaitu prinsip bahwa pasar sebaiknya dibiarkan beroperasi tanpa intervensi pemerintah. Menurut Smith, ketika individu mengejar kepentingan pribadinya (pursuit of self-interest), secara tidak langsung mereka juga memajukan kepentingan umum. Produsen yang ingin mendapatkan keuntungan akan berusaha menyediakan barang atau jasa terbaik dengan harga yang kompetitif bagi masyarakat.

Konsep ini kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh David Ricardo dengan teori comparative advantage. Ricardo menekankan bahwa negara atau individu sebaiknya fokus pada produksi barang di mana mereka paling efisien, lalu berdagang untuk mendapatkan barang lain yang kurang efisien diproduksi. Teori ini menjadi dasar bagi perdagangan internasional modern.

Thomas Malthus, meskipun lebih pesimis, turut memberi warna dalam perkembangan pemikiran ini. Ia memperingatkan bahwa pertumbuhan penduduk yang lebih cepat daripada pertumbuhan produksi pangan akan menciptakan kemiskinan massal. Namun, Malthus juga mempercayai bahwa bantuan negara terhadap rakyat miskin justru bisa memperburuk ketidakseimbangan ini, karena mendorong pertumbuhan populasi tanpa meningkatkan produktivitas.

Dengan semangat optimisme dan rasionalisme, kapitalisme lahir sebagai sistem ekonomi yang menjanjikan kemajuan tanpa batas, dengan kebebasan individu dan pasar sebagai pondasinya.

Ciri Utama Kapitalisme

Kapitalisme dibangun di atas tiga pilar utama yang saling berhubungan dan membentuk dinamika ekonomi modern:

  1. Private ownership
    Setiap individu berhak memiliki properti pribadi, termasuk tanah, modal, dan alat produksi. Hak milik ini dilindungi hukum, memungkinkan orang mengelola sumber daya sesuai kehendaknya.

  2. Profit motive
    Dorongan utama dalam sistem kapitalisme adalah pencarian keuntungan. Setiap perusahaan atau individu berusaha memaksimalkan laba mereka, yang pada gilirannya mendorong inovasi, efisiensi, dan pertumbuhan ekonomi.

  3. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Politik Selengkapnya
    Lihat Politik Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun