Mohon tunggu...
AMM
AMM Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

A Mail for Earth (Surat untuk Bumi)

20 September 2016   16:25 Diperbarui: 20 September 2016   16:46 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dear earth,

Selamat pagi bumiku,

Tak terhitung umurmu temani manusia.  Tak terhitung pengorbananmu untuk manusia.  Kami manusia tak tahu dirimu yang mengamuk, menangis dan menyesal akan perbuatan mereka.

Aku tahu perasaanmu saat ini, aku tahu kau sedih dengan manusia jaman ini.  Manusia jaman ini terlalu egois, dan tak sempat merawatmu.  Mereka hanya berpikir ekonomi tanpa mengetahui dampak geografi.  Mereka hanya berpikir tujuan kemajuan teknologi, tanpa memikirkan rakyat yang tertinggal.  Bumi, aku tahu kau sudah tak sabar, ingin segera mengakhiri kondisi kritismu, dan ingin manusia tahu apa yang kau rasakan.  Lapisan hatimu telah terobek paksa oleh asap yang merajalela.  Rambutmu telah di tebang tanpa sisa.  Kulitmu telah panas tebakar matahari.  Aku bertanya pada manusia, sedang apa kamu? Mereka akan menjawab "Kami sedang memanfaatkan apa yang ada." Namun aku berpikir 'mereka terlalu banyak, tak mungkin aku melawan' .  Bumi, apakah kamu sadar? Kau telah terlalu dimanfaatkan oleh manusia yang tidak bertanggung jawab. 

Aku tahu sekarang kondisimu tertindas bersama rakyat kecilmu, tertindas oleh bangsa yang besar dan hanya mengandalkan uang.  Tikus-tikus telah menggerogoti tubuhmu hingga tubuhmu menjadi polos tak berpakaian, mereka juga telah membuat yang indah menjadi tercoreng oleh jejak-jejak mereka.  Sungai menjadi berwarna-warni ulah mereka yang tak bertanggung jawab.  Mereka juga sudah kebal hukum, apa gunanya aparat saat ini? Polisi sekarang tidak ditakuti, pemerintah bergelut dengan politik mereka sendiri.  Tidak peduli berapa banyak orang yang sedang bekerja demi memenuhi kebutuhan mereka.  Mahasiswa sibuk mencari pekerjaan yang layak untuk mereka, bukan untuk bumi melainkan untuk uang, sehingga banyak sarjana pergi ke negeri lain tanpa peduli dengan negerinya.  Aku sakit melihat orang muda lebih mementingkan negara lain tanpa melihat tanah air mereka.

Aku tahu kau pedih, Bumi, pedih dengan mata memanas tiap kali melihat itu semua.  Ketika kamu menangis, manusia memarahimu, karena rumah-rumah terendam air.  Namun ketika kamu sedang bersahabat dengan matahari, manusia juga marah karena mereka kekeringan.  Pasti kamu juga bingung oleh hal ini, apa yang kamu lakukan selalu salah dihadapan mereka, padahal mereka yang membuat bencana ini. Membakar dan menebang bulumu yang lebat, membuang warna-warni kehidupan.  Melakukan apa saja demi kertas bernilai mahal.  Bumi, sekarang hidup tanpa uang sama saja tidak bisa hidup di tubuhmu ini.  Mereka terlalu terfokus, padahal jika mereka memberikan sedikit hati mereka demi keberlangsungan hidupmu, pasti tidak akan terjadi kekurangan jika hidup di tubuhmu yang kaya akan sumber dayanya.

Jaman ini juga merupakan jaman mencari kebahagiaan bagaimana pun caranya, namun kebahagiaan itu hanya kebahagiaan duniawi saja.  Dimana orang tua hanya bekerja dan bekerja, sedangkan anak mereka hanya ingin bahagia dan bahagia.  Ketika orang tua mereka sibuk mencari uang, mereka sibuk mencari kebahagiaan dengan hidup foya-foya, mereka berkata 'Untuk memanfaatkan uang, 'kan sayang jika tidak dipakai.  Hidup tanpa uang itu sama saja dengan hidup membosankan tanpa kebahagiaan.' 

Aku ingin membantumu sebisa mungkin.  Aku berjanji akan merawatmu sebaik mungkin, tanpa memikirkan kehendak pribadi.  Aku takkan pergi kemana-mana, Bumi.  Tapi aku juga tidak bisa sendirian, aku sadar, namun tak dianggap oleh sesamaku, karena mereka juga egois.  Aku berjanji, tak akan meninggalkanmu, tetap merawatmu, dan tak pernah mengkhianatimu..

Namun, apa yang harus aku lakukan?

Best Regards,

Your Best Friend

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun