Mohon tunggu...
anastasia febri astuti
anastasia febri astuti Mohon Tunggu... mahasiswa

saya adalah mahasiswa di Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta fakultas ekonomi, ilmu sosial, dan humaniora prodi akuntansi. saya memiliki hobi menyanyi dan mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Belajar tentang bencana dan kesehatan mental mahasiswa

12 September 2025   22:42 Diperbarui: 12 September 2025   22:58 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

   Hari Jumat, 12 September 2025 adalah hari pra-mataf 2 di unisayogya.ac.id. Acara dimulai pukul 07.00 dan kami masuk ke Convention Hall Masjid Walidah Dahlan untuk memulai materi. Materi pertama adalah Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) yang disampaikan oleh Bapak Arif Nur Kholis selaku Sekretaris MDMC PP Muhammadiyah. Beliau menyampaikan materi tentang kebencanaan. Kebencanaan diawali dengan peringatan para ilmuwan yang diabaikan oleh masyarakat. Bencana di Indonesia 2025 telah terjadi 2.170 kejadian dari Aceh,NTB hingga Papua. Kebencanaan adalah peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat. Bencana adalah kejadian ketika kondisi manusia tidak siap menghadapi kejadian-kejadian luar biasa seperti gempa bumi, gunung meletus, banjir, tanah longsor, dll. Bencana Gunung Merapi meletus bukan bencana jika tidak menelan korban karena itu adalah cara Allah membentuk Gunung Merapi menjadi tempat yang layak dipakai manusia, menjadi bencana ketika manusia datang ke Jogja tidak belajar cara menyelamatkan diri ketika ada gunung meletus dan menjadi korban. 

   Muhammadiyah berdiri sejak tahun 1912, sudah membuat tim bantuan-bantuan kemanusiaan seperti tim kesehatan, klinik, rumah sakit, fakultas kedokteran, keperawatan, radiologi, tim bencana, dll. Pada 1917, Gunung Kelud meletus tim muhammadiyah membantu evakuasi dan di tahun itu lahirlah Penolong Kesengsaraan Umum (PKO). Muhammadiyah aktif di 33 provinsi dari 38 provinsi yang ada di Indonesia. Ada satu konsep dari ilmuwan Jepang saat terjadi gempa yaitu membuat rumah yang kuat sehingga saat gempa tidak menelan korban.

    Materi kedua adalah kesehatan mental mahasiswa yang disampaikan oleh Dr. Komarudin M.psi Psikologi. Beliau menyampaikan bahwa kesehatan mental ebagai kondisi emosi, kognitif dan perilaku yang relatif stabil yang memungkinkan individu berfungsi secara adaptif dalam lingkungannya serta mengatasi stress sehari-hari. Ciri-ciri sehat mental adalah memiliki emosi yang stabil, memiliki empati terhadap orang lain, perilaku sosial yang baik, bisa berpikir kritis, dan bisa berperilaku sesuai hati nuraninya. Jenis gangguan mental sebagai berikut: 

  • Stress

Stress adalah respon fisiologis dan psikologis tubuh terhadap situasi yang mengancam dan memerlukan beberapa jenis penyesuaian. Penyebab stress seperti adanya tekanan yang cukup banyak, rasa khawatir akan suatu hal pada tanggung jawab yang dianggap berat, permasalahan pertemanan. Ciri-ciri orang stress yaitu menutup diri dari lingkungan, tidak melakukan aktivitas yang biasanya dilakukan. Strategi coping: problem-focused coping yaitu mengurangi sumber stress, emosional-focused coping yaitu mengurangi dampak emosi.

  • Kecemasan

Ciri-ciri: menghindar, jantung berdetak kencang, sulit napas, tubuh bergetar, berkeringat, dll.

  • Gangguan mood (Depresi)

Gangguan suasana hati yang ditandai dengan perasaan sedih. Faktor penyebab yaitu hidup yang penuh tekanan, trauma, riwayat keluarga, kurang bisa mengelola stress.

  • Gangguan bipolar 

Gangguan kejiwaan yang menyebabkan perubahan energi dan tingkat konsentrasi yang tak biasa dan bisa meledak drastis seperti ingin mengakhiri hidup dan halusinasi.

  • Gangguan identitas gender

Gangguan identitas gender seperti transeksual transgender, homoseksual lesbian, dan bisexual.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun