Mohon tunggu...
Anastasia Bernardina
Anastasia Bernardina Mohon Tunggu... Lainnya - Penyuka Aksara

Berbagi energi positif dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bonbon, Tintin, dan Tomtom

28 Juni 2022   13:40 Diperbarui: 28 Juni 2022   15:24 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh SusuMa dari Pixabay

"Akhirnya kita bertiga jadi juga dibeli sama manusia kaya itu ya, Bon." "Iya, Tin," jawab Tintin kurang bersemangat. "Kita jangan sampai meninggalkan Tomtom, kita harus tetap menjaga dia.  Kasihan kan,  sudah temannya sedikit, sekarang mau dijadikan hewan kurban lagi." Tintin mengajak Bonbon untuk menjaga dan melindungi Tomtom.

****

Sampailah ketiga ekor kambing itu di depan rumah si pembeli tadi. Mata Bonbon terbelalak saat melihat di depan rumah itu ada perosotan. Tidak menunggu waktu lama, Bonbon mengajak Tomtom dan Tintin untuk bermain perosotan. Mereka bertiga senang bermain bersama dan mencoba menikmati situasi mendekati hari kurban dengan bersenang-senang. Namun, lagi-lagi Tomtom selalu ketinggalan, padahal sepertinya Tomtom ingin sekali untuk bermain perosotan. Akhirnya Bonbon dan Tintin membantu Tomtom agar bisa merasakan senangnya bermain perosotan.

Malam pun tiba, ketiga ekor kambing itu berdoa dan mengucap syukur karena hari ini mereka bisa bersenang-senang walaupun sudah tidak di dalam kandang Mang Ujang lagi.

Sebelum tidur, Tomtom bergumam, "Terima kasih teman-teman karena kalian sudah membuatku senang hari ini. Kalian berusaha membantuku untuk bisa bersama-sama bermain perosotan dan akhirnya aku pun bisa seperti kalian berdua. Sekarang lebih baik kita tidur dan kita ikhlaskan saja diri kita sebagai hewan kurban. Semoga dengan kita ikhlas, ibadah manusia yang mengurbankan kita juga menjadi berkah bagi sesamanya."

Bonbon dan Tintin pun saling berpandangan. Mereka menyadari bahwa Tomtom memang seekor kambing yang lamban, tetapi keikhlasan hatinya sangatlah mulia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun