Saya tidak mengelak jika keluarga saya hebat dalam hal beramah-tamah, bahkan jika saya membandingkan dengan pribadi saya sepertinya tidak akan sehebat mereka. Dari sana saya memetik pelajaran jika keluarga tidak akan menjadi ajang penyelesaian masalah bersama-sama, karena semua anggotanya akan berusaha menutupi kekurangan dengan saling melengkapi tidak dengan tumpang tindih maksud.Â
Ya, jadi di acara halbil tahun ini saya memahami bahwa sebagai seorang yang tidak sempurna kita tidak boleh meminta kesempurnaan seseorang secara utuh. Ingin saya lebih mendekati mereka secara mendalam, namun saya paham jika sebagai keluarga posisi saya hanya sebatas sanak keluarga, bukannya orang yang bisa mengenal lebih jauh dan berbagai hal-hal yang lebih detail. Padahal saya adalah tipe orang yang ingin dipercaya, namun kembali lagi saya mengetahui jika saya tidak boleh menaruh harapan besar kepada keluarga.Â
Dilain hal saya berterima kasih kepada keluarga saya, karena merekalah yang telah menguatkan asas kekeluargaan dari saya sendiri, pada dasarnya saya orang yang memandang jika keluarga sebatas konformitas belaka. Namun saya paham perubahan dari diri sendiri mungkin akan kurang jika tidak dilengkapi dengan pengaruh keluarga itu sendiri. Jadi saya rasa saya patut bersyukur karena keluarga saya sungguh hangat dan menumbuhkan arti kebersamaan dan membuat kehidupan saya lengkap.Â
Semoga saja di tahun-tahun berikutnya saya bisa menyisingkan ego saya, dan bisa lebih paham jika semua sudah melakukan hal terbaik bagi keluarga sehingga saya juga bisa melihat keluarga dari sisi kebersamaan. Saya merasa bersalah karena meminta lebih dari sekedar hubungan keluarga, namun saya sadar kalau mereka sangat sempurna sebagai keluarga utuh secara sederhana.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI