Mohon tunggu...
Anang Syaifulloh
Anang Syaifulloh Mohon Tunggu... Freelancer - Akun Pribadi

Pengagum Bapak Soekarno, namun untuk masalah wanita belum seahli beliau

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Enaknya Menilai Orang dengan Judge the Book by the Cover

3 September 2019   12:30 Diperbarui: 3 September 2019   12:44 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika membeli buku di Gramedia atau Togamas, kalian biasanya akan menemukan buku yang masih tersegel dan hal yang bisa kalian lihat adalah cover dan synopsis di bagian belakang. Pastinya kalian menerka-nerka isi buku tersebut apakah menarik dan sesuai selera kalian?

Saya sendiri biasanya akan tertarik dengan sampul yang unik ditambah dengan judul yang mengundang rasa penasaran. Buku JS Khairen yang berjudul 'Rinduku Sederas Hujan Sore Itu' menjadi salah satu buku yang saya beli karena judul yang membuat saya ingin membaca. Hujan sore itu? Hujan yang bagaimana yang terjadi pada sore itu?

Buku Tahun-Tahun yang Menentukan Wajah Timur menjadi buku lain yang menarik bagi saya. Muhammad Iqbal memberi judul yang membuat otak berfikir, timur mana yang dimaksud serta tahun berapakah peristiwa itu terjadi. Ditambah lagi seberapa besar pengaruh peristiwa itu. Setelah membaca synopsis, ada sedikit clue, peristiwa mengerucut pada sejarah Islam.

Buku pertama sudah saya beli dan selesai saya baca. Ada satu bagian puisi yang benar-benar membuat saya masuk ke dalamnya. Sesuai dengan judul buku tersebut. Buku kedua belum saya beli, semoga bulan ini.

Dalam hal menilai sekilas, saya menggunakan cara membeli buku tersebut ketika melihat orang yang pertama kali kenal sampai proses benar-benar mengenal. Bisa dikatakan saya adalah penganut Judge the Book by Cover. Berbeda dengan pandangan sebagian orang yang tidak ingin menilai hanya dari covernya, saya malah menilai pertama kali lewat hal yang tampak.

Setiap orang punya keunikan tersendiri. Judge the Book by Cover ini penerapannya hampir sama dengan memilih buku tersebut. Cover yang unik, judul dan synopsis yang menarik membuat orang ingin mengenal dan berfikir ini akan cocok dengannya. Menilai orang dari cover juga begitu. Hal yang nampak merupakan synopsis dari kepribadian. Sehingga kita bisa menerka, kira-kira orang ini cocok dengan kita atau tidak.

Menilai orang melalui 'cover'nya merupakan sebuah seni tersendiri. Saya biasanya menggunakan sampel untuk melakukan 'penelitian' kecil ini. Saya biasanya merekam sifat dan perilaku dari teman yang sudah saya kenal. Kemudian menyimpulkan hal tersebut. Langkah selanjutnya adalah menarik sifat tersebut ke 'cover' yang ia tampilkan.

Mudahnya begini. Saya punya teman yang kurang teliti, tetapi punya ingatan yang bagus. Dilain sisi ia pribadi yang pendiam namun akan pecah bila sudah akrab sekali. Sisi 'cover'nya ia biasanya kurang memperhatikan penampilan. Cuek dan tidak mengikuti tren yang ada. Sampel ini saya kumpulkan dan coba yang terapkan pada orang yang memiliki 'cover' yang sama dengan teman saya ini.

Primbon Jawa juga melakukan hal yang hampir sama. Saya menemukan penentuan sifat yang dapat dilihat dari bentuk anggota tubuh atau tanda lahir. Bentuk pipi, mata, hidung, dahi mempunyai arti tersendiri. Penyusun primbon dulu mengamati hal tersebut setelah melihat banyak contoh sehingga dapat menemukan kesimpulan.

Saya juga teringat dengan serial Lie to Me yang menceritakan seseorang yang menggunakan ilmu mimik wajah untuk menyimpukan seorang criminal berbohong atau tidak. Ia mendapat ilmu tersebut setelah melakukan komunikasi dengan suku yang terpencil di sebuah hutan.

Apa yang dilakukan oleh tokoh Lie to Me dan pengarang Primbon merupakan cara membaca seseorang dengan cover. Cal Lightman tokoh utama Lie to Me mampu membaca mimik mikro dari senyuman, mata bahkan gerakan jari untuk menentukan pelaku criminal ini dalam keadaan cemas, tenang, berbohong atau sedang jujur. Hal ini tidak asing dalam dunia penyidik kepolisian.

HRD perusahan pun juga melakukan hal yang sama ketika mewawancarai calon karyawan. Ia akan melihat bagaimana gerakan bibir dan getaran suara dari calon ini. Apakah konstan atau bergetar. Mata yang berani saling pandang atau hanya menunduk saja. Kemudian posisi duduk tegap atau bersandar pada kursi. Hal ini memjadi penentu selain skill tentunya.

Syaikh Attoillah Assakandari dalam Al Hikam pernah berkata, hal yang tersimpan dalam batin akan nampak pada lahir. Ini berarti seseorang akan memancarkan tanda halus dari batinnya yang akan dapat terlihat dalam lahir. Attoillah Assakandari menjelaskan sifat ini nampak pada orang yang majdzub (orang yang didekati oleh Allah).

Pancaran halus ini dapat berupa pesona dari seseorang. Sebagai contoh adalah seorang pemimpin atau ulama kharismatik biasanya memiliki hal ini. Dalam contoh yang sempit yaitu seorang wanita mungkin mempunyai pesona yang bisa ditangkap oleh semua orang atau hanya beberapa orang yang cocok dengannya.

Judge the Book by Cover ini bukan berarti serta merta memberi label kepada orang asing. Namun ia adalah sarana identifikasi personal sebagai pertimbangan apakah orang tersebut cocok dengan pribadi, organisasi, atau perusahaan. Hasil akhirnya adalah kearifan dalam memandang orang lain seperti kata Attoillah Assakandari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun