Mohon tunggu...
Anang Fathoni
Anang Fathoni Mohon Tunggu... Lainnya - Long-Life Learner

IG : @anang_fathoni Email : ananglight@gmail.com https://linktr.ee/anang_fathoni

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Melawan Bias Logika

23 September 2021   16:58 Diperbarui: 25 September 2021   07:15 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: dokumentasi pribadi

Kemudian diperkuat oleh teman atau lingkungan yang kurang literasi dan pengaruh mereka, akan menjadikan seseorang akan bertambah keyakinan akan informasi yang dia dapat, kemudian ditambah lagi informasi baik berupa gambar ataupun video yang belum jelas terjadi kapan dan dimana yang dia dapatkan dari sosial media. Hal tersebut jelas akan mempengaruhi emosional seseorang dan tindakan yang akan dilakukannya lebih lanjut.

Isonisnya lagi, bahwa data infografis yang diambil dari websindo.com (2019) terlihat Total Penduduk Indonesia mencapai 268,2 juta jiwa, sementara diketahui pengguna Mobile (ponsel pintar dan tablet) mencapai 355,5 juta. Artinya peredaran ponsel pintar dan tablet lebih banyak dari jumlah penduduk di seluruh Indonesia. Rata-rata orang Indonesia berselancar di Internet menghabiskan waktu 8 jam 36 menit per harinya. Disusl oleh Media Sosial dengan 3 jam 26 menit. 

Data tersebut menunjukan tingginya tingkat penggunaan Smartphone dan Internet yang ada di Indonesia. Padahal informasi akan mudah sekali beredar di masyarakat karena sebab penggunaan Smartphone dan Internet. Akan sangat berbahaya apabila yang disebar adalah berita bohong atau hoax. Hal ini nampak jelas sekali ketika pemilu tahun 2019, karena terdapat oknum-oknum di dua kubu yang menyebarkan hoax.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kementerian Kominfo) dalam news.detik.com (2019) memaparkan sebanyak 486 hoax beredar selama April 2019. Tercatat, 209 hoax berasal dari kategori politik. Berdasarkan data tersebut, total ada 1.731 hoax sejak Agustus 2018-April 2019.

Ferdinandus menjelaskan hoax meningkat menjelang gelaran pencoblosan Pemilu pada 17 April 2019. Ferdinandus pun memaparkan kategori konten hoax yang berhasil diindetifikasi Kominfo sepanjang Agustus 2018-April 2019. Berikut daftarnya: 1) Kategori politik: 620 hoax, 2) Kategori pemerintahan: 210 hoax, 3) Kategori kesehatan: 200 hoax, 4) Kategori fitnah: 159 hoax, 5) Kategori kejahatan: 113 hoax, dan 6) Isu lainnya

Berita hoax nampaknya muncul pada dua kubu di ajang Pilpres 2019 yang lalu. Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (Kominfo), Rosarita Niken Widiastuti, menyatakan salah satu hoaks yang menimpa presiden berkaitan dengan isu PKI. "Selain hoaks, banyak juga hujatan dan hinaan," kata dia di Pullman Hotel, Jakarta, Selasa, 15 Januari 2019. Niken menuturkan, penyebar hoaks juga menyerang semua pasangan calon presiden dan wakil presiden yang akan bertarung di Pilpres 2019. Mendekati pemilu, tren hoaks bahkan menimpa penyelenggara pemilu. Korban hoaks yang lain ialah parlemen dan partai politik (tempo.com). 

Hal ini jelas sangat memprihatinkan mengingat Indonesia dikenal sebagai Negara kepulauan yang memiliki jumlah 17504 pulau, 668 bahasa dan 1331 suku bangsa yang terkenal damai dan memiliki persatuan yang kuat. Namun karena adanya berita hoax kemarin di masa politik sudah hampir menggoyahkan kesatuan bangsa Indonesia. Perpecahan yang nampak dilihat dari sudut pandang pendukung dua kubu yang menunjukan ketidak akurannya. Bahkan data empiris dari penulis menunjukan banyaknya orang-orang yang awalnya bersahabat kemudian putus karena itu, atau bahkan keluarga yang tadinya baik-baik saja, karena terdapat perbedaan pandang menjadi tidak akur.

Jika ditarik kesimpulan maka tingkat literasi seseorang akan mempengaruhi dia dalam bertindak dan bersikap, termasuk sudut pandangnya terhadap politik dan kesatuan NKRI. Dari data yang dipaparkan di atas menunjukan Indonesia sedang darurat literasi. Maka peran segala elemen baik dari pemerintah, masyarakat ataupun cendekiawan yang melek akan literasi, untuk mensosialisasikan pentingnya literasi dengan perantara apapun guna meningkatkan kemampuan literasi bangsa Indonesia.

REFERENSI

Bennet, Bo. (2015). Logically Fallacious: The Ultimate Collection of Over 300 Logical Fallacies. Boston: Archieboy Holding

Burton, James. (2018). List of Countries By Literacy Rate.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun