Mohon tunggu...
Anang P Armanto
Anang P Armanto Mohon Tunggu... Tentara - A doctoral program student at Indonesia Defense University

a navy officer with the rank of CDR, running with INDF PKC now as Kabagopspamlat Satlat,

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Self-Leadership Terkait Peacekeeper Indonesia pada Misi Perdamaian

23 Oktober 2021   12:25 Diperbarui: 23 Oktober 2021   12:30 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesian Peacekeeper

Baret biru dengan logo UN merupakan suatu kebanggaan bagi setiap prajurit TNI yang terpilih dan dipilih untuk mewakili bangsa Indonesia di kancah misi penjaga perdamaian Dunia di bawah payung PBB. Ratusan bahkan ribuan prajurit professional dan terlatih TNI mengantri untuk bisa sekedar merasakan asin manisnya bekerja dengan tutup kepala baret biru berlogo UN.

Dibalik rasa kabanggaan itu apakah pernah terbersit dibenak anggota prajurit TNI, bahwasanya sangat sulit seorang pimpinan untuk mengambil tindakan pengambilan keputusan, siapakah yang harus lanjut dan pantas menggunakan baret biru berlogo UN ataukah harus kembali menunggu list seleksi untuk misi selanjutnya dan dikembalikan ke satuan asal apabila tidak lolos seleksi?. Dan juga bagaimana seorang pimpinan harus bernegosiasi tentang kapasitas dan kapabilitas pasukannya setelah berada ribuan kilometer jauhnya dari Indonesia di daerah konflik?

Jiwa dan olah rasa dari pemimpin inilah yang mendasari penulis untuk mengulas sedikit tentang gaya kepemimpinan yang tepat, contohnya gaya Self-leadership, terkait dengan peran peacekeeper Indonesia pada misi perdamaian dunia.

Baru-baru ini konsep kepemimpinan Self-leadership telah diperkenalkan, setidaknya pada beberapa informasi yang ada telah digunakan untuk membedakan berbagai tingkatan menyangkut pengaruh diri dalam memberikan penjelasan yang lebih luas, mencakup perspektif di luar disiplin utama. Kaitannya dengan peran bangsa Indonesia di kancah internasioanal dengan pengiriman pasukan yang terlatih dan professional sesuai dengan keputusan dan perintah dari pemangku kepentingan negara.

Kemudian ciri ciri gaya Self-leadership apakah yang dapat diterapkan dalam diri seorang pemimpin baik ditingkat pengambil keputusan maupun pemimpin pelaksanaan dari keputusan tersebut? Termaknai juga seberapa pentingkah self-leadership digunakan dalam mendukung kebijakan pertahanan negara terkait peran peacekeeper Indonesia di bawah sistem United Nations?

Ulasannya seperti ini, bahwasanya pemimpin adalah atasan, dan juga motivator serta akselerator pada sebuah organisasi. Pemimpin adalah orang yang memimpin kelompok dua orang atau lebih, baik organisasi maupun kelompok kerja lainnya. Sedangkan kepemimpinan adalah kemampuan seorang pemimpin untuk mengendalikan, dan mempengaruhi pikiran, perasaan atau tingkah laku orang lain untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

Memahami diri sendiri dan mengembangkan kepercayaan diri akan memperjelas visi seseorang akan memberikan dasar yang konsisten untuk berperilaku, dan berintegritas perilaku yang memungkinkan pengikut potensial dalam mengantisipasi sebuah tindakan. Kepemimpinan diri pada tingkat individu secara konsisten terkait dengan peningkatan mutu serta kualitas, baik dalam sikap kerja maupun kinerja. Self-leadership tampaknya tidak begitu bermanfaat secara universal di tingkat tim. Akantetapi sangat berpengaruh pada hasil keputusan dikala keadaan terdesak atau haru cepat dalam pengambilan keputusan

Mencermati kegiatan seorang pemimpin tersebut, perlu di benturkan dengan teori mengenai self-leadership, mendefinisikan self-leadership sebagai a process of influencing or leading oneself through the use of specific sets of behavioral and cognitive strategies. Self-leadership adalah suatu proses mempengaruhi orang lain dengan dirinya sendiri untuk menentukan arahnya sendiri dan memotivasi sendiri yang sebagai dasar kemajuan bersama. Seorang pemimpin mempunyai tugas dan tanggung jawab kepada dirinya sendiri dan orang lain, baik setingkat atau tingkat di bawahnya bahkan untuk tingkat diatasnya dalam menentukan suatu strategi keputusan dengan maksud mendapatkan kemenangan bahwa kepemimpinan diri pada tingkat individu secara konsisten terkait dengan perbaikan baik dalam sikap kerja maupun kinerja.

SELF-LEADERSHIP

Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Self-leadership didefinisikan sebagai proses yang ada dalam diri seseorang untuk meningkatkan motivasi dan mengarahkan dirinya untuk berperilaku dengan cara yang sesuai dengan yang diharapkan orang lain kepadanya. Pengembangan self-leadership melalui berbagai strategi dan metoda harus dilakukan agar bisa  berjalan dengan baik,untuk itu perlu diciptakan iklim organisasi yang baik, dalam artian semua elemen dalam organisasi perlu terinfokan dengan baik agar tidak merasa takut apabila mengalami kegagalan dalam mengembangkan self-leadership. Peran pimpinan menjadi amat penting dalam hal ini menciptakan sebuah lingkungan yang mampu mengakomodir dan mendukung perilaku yang dapat mengarah kepada peningkatan kemampuan self-leadership, seperti mengembangkan keterbukaan dalam organisasi melalui dukungan dalam perkataan dan sikap dari semua individu dalam organisasi yang disertai dengan upaya mau menerima individu lain.

Ada self-leadership untuk diri sendiri dan self-leadership untuk tim dengan perbedaan yang mendasar adalah praktek dalam pengambilan keputusan dan juga cara memanajemen suatu masalah, Konsep self-leadership untuk individual dan self-leadership untuk tim keduanya telah diperluas ketingkat analisis tim. Akar pengaruh diri tingkat tim dapat ditelusuri ke desain teori, yang artinya sudah mengalami perubahan perubahan disesuaikan dengan lingkungan (environment) dan gaya hidup (lifestyle).

 

LESSON LEARNED

Dalam era kreativitas saat ini self-leadership merupakan gaya kepemimpinan yang penting untuk ditampilkan dalam organisasi yang menginginkan dirinya menjadi kreatif, karena organisasi yang kreatif tidak mungkin lepas dari para individu yang kreatif. Selain karena self-leadership mengurangi beban pekerjaan dalam hal mengontrol bawahan, juga menjadikan kemampuan individu pada tingkatan level manapun dalam suatu organisasi. mampu memecahkan permasalahan yang ada dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

Hal ini berarti proses pengembangan self-leadership melalui berbagai strategi dan metoda diharapkan dapat berjalan dengan baik, menciptakan suatu kondisi yang baik sangat disarankan untuk seorang pemimpin karenanya peran pimpinan menjadi amat penting dalam hal ini untuk menciptakan sebuah lingkungan yang baik, yang dapat dan mampu mengakomodasi serta mendukung perilaku yang dapat mengarah kepada peningkatan kemampuan self-leadership,

Hal ini juga diperlukan untuk memunculkan kekuatan dalam diri tiap individu untuk terus memacu kemampuannya memimpin diri sendiri yang mengarah kepada kualitas pribadi yang lebih baik bagi diri, keluarga maupun organisasinya. Dengan demikian pemimpin bukan lagi momok yang menakutkan bagi semua bawahannya dengan kecenderungannyau untuk mematikan potensi bawahannya sebagaimana yang sering tertangkap teropong penulis di cukup banyak organisasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun