Namun demikian, perubahan ini juga menghadirkan tantangan yang harus dihadapi dengan serius agar tidak menimbulkan kesenjangan dalam akses dan kualitas pendidikan. Oleh karena itu, dapat diyakini bahwa pengembangan pendidikan di era digital harus dilandasi oleh kesiapan semua pihak, termasuk pendidik, siswa, dan institusi pendidikan, agar teknologi benar-benar bisa dimanfaatkan secara maksimal untuk mendukung proses pembelajaran yang efektif dan inklusif.
Tantangan menciptakan generasi emasÂ
Tantangan dalam menciptakan generasi emas melalui peran pendidikan sangat kompleks dan membutuhkan perhatian yang  serius. Salah satu tantangan primer merupakan
- Kesenjangan Akses Pendidikan
Masih terdapat ketimpangan akses pendidikan di berbagai wilayah Indonesia, terutama daerah terpencil yang belum memiliki fasilitas pendidikan memadai seperti gedung sekolah, infrastruktur penunjang, serta akses terhadap teknologi.
Kesenjangan tersebut menghambat upaya mencetak generasi emas secara merata. Karena itu, pemerintah dan para pemangku kepentingan harus memprioritaskan wilayah 3T, yaitu terdepan, terluar, dan tertinggal, melalui penguatan infrastruktur pendidikan dan penyediaan sarana digital, sehingga anak-anak di daerah terpencil dapat menikmati kesempatan belajar yang sama seperti di perkotaan.
- Kualitas dan Kompetensi Tenaga Pendidik
Banyak tenaga pendidik yang belum memperoleh pelatihan yang sesuai untuk menghadapi perkembangan zaman, khususnya dalam penggunaan teknologi pembelajaran yang modern.
Guru memegang peran penting dalam menyampaikan pengetahuan dan membentuk karakter peserta didik, sehingga kualitas sumber daya manusia sangat bergantung pada kompetensi dan dedikasi guru dalam proses pendidikan. Oleh karena itu, peningkatan kompetensi guru melalui pelatihan yang berkelanjutan merupakan langkah strategis yang harus diutamakan. Guru tidak hanya dituntut untuk menguasai materi pelajaran, tetapi juga perlu memiliki kemampuan dalam memanfaatkan teknologi secara kreatif dalam kegiatan pembelajaran agar tercipta suasana belajar yang aktif dan menarik. Di samping itu, aspek motivasi dan kesejahteraan guru juga perlu mendapat perhatian, karena keduanya berpengaruh besar terhadap semangat, dedikasi, dan profesionalisme dalam mengajar.
- Kurikulum yang Kurang Relevan dengan Kebutuhan Zaman
Kurikulum pendidikan di Indonesia masih menghadapi tantangan dalam menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Banyak materi pelajaran yang disampaikan masih bersifat teoritis dan belum cukup mendorong pengembangan keterampilan penting seperti berpikir kritis, kreativitas, kemampuan berkomunikasi, bekerja sama, serta literasi digital. Kondisi ini membuat peserta didik kesulitan mengaitkan apa yang mereka pelajari dengan kehidupan nyata dan dunia kerja. Selain itu, pendekatan pembelajaran yang digunakan masih cenderung seragam dan belum mempertimbangkan kebutuhan serta kondisi lokal di setiap daerah. Padahal, setiap wilayah memiliki karakteristik yang berbeda dan memerlukan pendekatan yang lebih sesuai dengan kondisi dan kebutuhan lokal.
Menurut Adyanti et al. (2024), integrasi literasi digital ke dalam kurikulum sangat penting untuk menyiapkan generasi yang mampu menghadapi tantangan di era teknologi. Oleh karena itu, pembaruan kurikulum tidak hanya diperlukan dari segi isi, tetapi juga dari metode pengajaran agar proses belajar menjadi lebih relevan, interaktif, dan membekali peserta didik dengan kemampuan yang sesuai dengan tuntutan zaman.
Â
Kesimpulan