Mohon tunggu...
ANANDA ALFIKRO
ANANDA ALFIKRO Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa UIN Walisongo Seorang Pengajar, Peneliti, dan Pendidik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ngarot Penjaga Kebudayaan Berlandaskan Nilai Religius, Rasional dan Transendental dalam Menghadapi Disrupsi Society 5.0

5 November 2022   08:00 Diperbarui: 5 November 2022   08:02 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tradisi Ngarot di Kabupaten Indramayu

Kabupaten Indramayu terletak strategis di Jalur Pantai Utara, Kabupaten Indramayu berbatasan dengan berbagai Kabupaten yang secara Historis mempunyai beberapa perbedaan yang mencolok antara Kabupaten Indramayu tersendiri dengan yang lain. Di sebelah Barat Kabupaten Indramayu berbatasan dengan Kabupaten Subang yang identik dengan kultur Tatar Pasundan, kemudian sebelah Selatan yang berbatasan dengan Kabupaten Sumedang yang mana jika ditinjau dari sisi sejarah merupakan basis pusat kerajaan Padjajaran yang kemudian terpecah menjadi kerajaan Galuh Pakuan. Bagian Utara berbatasan langsung dengan Laut Jawa bagian Utara atau biasa dikenal masyarakat pada umumnya dengan sebutan Pantai Utara dan yang terakhir pada sebelah Timur yang berbatasan dengan Kabupaten Cirebon. 

Ngarot Merupakan salah satu tradisi adat istiadat tatar Sunda yang berkembang dalam kultur Cirebon dan juga sebuah ritual yang telah berkembang pesat secara turun-temurun di dalam sebuah Kecamatan bernama Lelea berlokasikan di Kabupaten Indramayu Provinsi Jawa Barat. Budaya Ngarot adalah sarana mewariskan nilai-nilai dari para luhur dan sistem pertanian menggunakan seni pertunjukan tradisional.

Ngarot memungkinkan generasi Z untuk menjaga dan memahami nilai-nilai yang terkandung dalam budaya Ngarot. Upacara Ngarot, di mana generasi muda berpartisipasi, terus berlanjut tanpa gangguan setiap tahun. Keterlibatan generasi muda dan keberlangsungan upacara ini menimbulkan pertanyaan apa tujuan upacara, apa bentuk upacara Ngarot dan terutama apa sebenarnya fungsi upacara Ngarot bagi generasi muda dan masyarakat pada umumnya.

Asal Usul Tradisi Ngarot

Menurut mitos yang melingkupi budaya Ngarot, pada dasarnya adalah kegiatan rekreasi, Penerapan ilmu terapan dan nilai sosial masyarakat. Dimulai dengan anak-anak muda yang bekerja bersama untuk menanam padi di desa pada siang hari, dan hiburan di malam hari untuk menghilangkan kepenatan hari. Diselenggarakan untuk menyambut musim tanam padi. Adapun alur yang terjadi pada saat acara pelaksanaan Ngarot yakni pada pagi hari para gadis yang berada di wilayah Kecamatan Lelea Kabupaten Indramayu berkumpul di Balai Desa untuk mendengarkan arahan dan instruksi dari aparat pemerintah misalnya, Camat. 

Setelah itu para gadis yang telah di dandani dengan menggunakan baju tradisional khas Indramayu dengan memakai Topong (Mahkota) yang terbuat dari 100% dari Bunga yang masih segar. Kemudian, disulam menjadi sebuah mahkota yang bisa di tempatkan pada kepala gadis yang masih perawan tersebut. Gadis perawan betugas untuk membawa bibit padi yang kemudian di arak beriringan dengan berjalan kaki menuju sawah yang akan ditanami padi, setelah sampai di lokasi tujuan maka selanjutnya bibit padi yang telah dibawa oleh gadis perawan tadi diberikan kepada laki-laki perjaka untuk turun langsung dan menanam bibit padi yang telah di bawa oleh gadis perawan.

Setelah semua kegiatan dilalui kemudian kembalilah rombongan iring iringan menuju ke Balai Desa untuk melakukan acara selanjutnya yakni acara hiburan dan juga intisari dari suatu adat kebudayaan Ngarot ialah bertujuan supaya bisa mendapatkan pasangan atau jodoh masing-masing. Eksistensi sebuah tradisi Ngarot adalah keberadaan sebuah tradisi itu yang tidak hanya eksis, tetapi juga diakui dan diwariskan secara terus menerus. Tradisi Ngarot sudah ada di masyarakat Kecamatan Lelea selama 500 tahun. Keberadaan Tradisi Ngarot tidak terlepas dari semangat mereka yang menganut dan mengamalkan Tradisi Ngarot. Masyarakat Desa  Lelea sangat antusias dalam melanjutkan tradisi ngarot secara berkelanjutan.


Nilai-Nilai Tradisi Ngarot

Tradisi Ngarot memiliki nilai kearifan yang dipelajari dalam pendidikan. Seperti halnya remaja belajar bertani, di tengah modernisasi dan sistem pendidikan yang modern, pemuda masa yang kini enggan bekerja sebagai petani, lebih memilih bekerja di perusahaan ternama. Harusnya ada modernisasi system pertanian agar anak muda lebih tertarik untuk Bertani. Selain itu, tradisi Ngarot mengajarkan pemuda agar terhindar dari pergaulan bebas, Karena pada adat Ngarot ketika seorang gadis perawan tidak mengikuti tradisi Ngarot yang datang setahun sekali maka, itu merupakan suatu tanda tanya besar dan bahkan bisa menjadi aib sekeluarga karena biasanya diduga melakukan hubungan yang merusak kesucian seorang gadis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun