Setiap guru pasti ingin melihat siswanya belajar dengan semangat, aktif berdiskusi, dan tersenyum saat memahami pelajaran. Namun, kenyataan di kelas tidak selalu berjalan sesuai harapan. Tidak semua metode mengajar mampu menarik perhatian siswa atau membuat mereka terlibat penuh dalam proses belajar. Hal inilah yang mendorong para guru di SD Negeri 3 Selo, Kecamatan Tawangharjo, Kabupaten Grobogan, untuk mencoba cara baru melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Melalui kegiatan PTK, guru tidak hanya mengajar seperti biasa, tetapi juga belajar dari pengalamannya sendiri. Guru menjadi peneliti di kelasnya, mencari tahu apa yang perlu diperbaiki, lalu melakukan tindakan nyata agar pembelajaran menjadi lebih efektif dan menyenangkan. Proses ini menjadi wujud nyata inovasi pembelajaran yang dilakukan langsung di ruang kelas, dengan melibatkan guru, siswa, dan peneliti secara kolaboratif.
Kegiatan penelitian ini berfokus pada upaya meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran. Berbagai strategi diterapkan, mulai dari penggunaan media pembelajaran yang menarik, kegiatan diskusi kelompok, hingga metode reflektif yang membantu guru mengevaluasi langkah-langkahnya. Hasilnya, suasana kelas menjadi lebih hidup. Siswa tampak lebih antusias, berani bertanya, dan mampu memahami materi dengan cara yang lebih menyenangkan.
Pelaksanaan PTK di SD Negeri 3 Selo dilakukan secara bertahap dan sistematis. Guru berperan sebagai pelaksana tindakan, sedangkan peneliti bertugas sebagai kolaborator yang membantu dalam proses observasi, dokumentasi, serta refleksi. Penelitian ini dijalankan dalam beberapa siklus yang terdiri atas empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
Tahap pertama dimulai dengan perencanaan tindakan berdasarkan permasalahan yang muncul di kelas. Guru menyusun strategi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa, sekaligus menyiapkan perangkat pendukung seperti media belajar, lembar observasi, dan instrumen penilaian. Setelah itu, tindakan dilaksanakan di kelas sesuai dengan rencana yang telah disusun.
Selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti bersama kolaborator melakukan observasi terhadap aktivitas guru dan siswa. Semua interaksi dan partisipasi dicatat secara sistematis untuk menjadi bahan refleksi. Setelah kegiatan berakhir, dilakukan refleksi terhadap hasil tindakan guna mengetahui kelebihan dan kekurangan yang terjadi selama proses pembelajaran. Hasil refleksi inilah yang kemudian menjadi dasar perbaikan di siklus berikutnya.
Pada siklus pertama, guru menerapkan strategi pembelajaran baru yang mendorong partisipasi aktif siswa. Hasilnya, siswa mulai menunjukkan antusiasme yang lebih tinggi terhadap kegiatan belajar. Meski begitu, masih ada beberapa kendala yang ditemukan, sehingga guru dan peneliti kembali menyempurnakan rencana pembelajaran untuk siklus kedua.
Pada siklus kedua, strategi pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan siswa dan kondisi kelas. Perubahan tersebut membawa hasil yang menggembirakan. Siswa menjadi lebih aktif dalam berdiskusi, berani mengemukakan pendapat, serta menunjukkan pemahaman yang lebih baik terhadap materi. Guru pun semakin percaya diri dan kreatif dalam mengelola pembelajaran.