Mohon tunggu...
Ananda
Ananda Mohon Tunggu... Ilmuwan - Peneliti Muda/Traveler

Alhamdulillaah.. Saya senang bertemu dan berbincang dengan warga pribumi mana pun di negara mana pun. Membuat saya belajar tentang hidup dalam keberagaman dan kebersamaan. Saya suka makanan dan minuman khas daerah, tentunya yang halal saya pasti nikmati.

Selanjutnya

Tutup

Seni

Pemaduan Warna Tidak Bisa Dibatalkan

26 Maret 2024   21:20 Diperbarui: 26 Maret 2024   21:24 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: KOLEKSI DESAIN PRIBADI

Padu memadu warna, aduk-mengaduk warna-warna, menjadikan suatu karya seni ada warna-warni itu hak seniman. Bebas, pemaduan warna tak bisa dikekang dan disorot sebagai kriminal, atau pelanggaran atas aturan norma. Tidak ada paduan warna yang melanggar aturan dan ajaran agama. Pemaduan warna itu salah satu komponen seni; khususnya seni rupa yang tidak akan pernah bisa dibatalkan; disebut batal, alias salah dan membuat pelakunya menjadi bersalah, terdakwa.

Warna digabung-gabung, mau putih dan hitam misalnya. Mau aneka warna lebih dari satu warna itu bebas mau jadi campuran warna apa, atau mau jadi bentuk paduan warna apa akhirnya, itu tidak bikin pemaduan warnanya sebagai pembatal seni.

Warna dalam seni, mau satu atau lebih warna dipadukan, bebas! Tidak ada yang boleh melarang dalam kalimat semacam, "aduh, ini bukan seni!", "kok, seni warnanya kayak gini?" "waduh, batal tuh seni kamu!"

Warna sebagai esensi penting dalam seni; khususnya seni rupa, mempunyai daya tarik pribadi dan daya tarik sosial, bebas tergantung manusia memandang. Tidak ada pemaduan atas warna, yang kemudian menjadikan alasan orang lain jadi punya hak berkata tentang warna yang salah, warna yang buruk, warna yang porno, warna yang memukul, atau bahkan warna yang membunuh, karena pemaduan warna tidak bisa dibatalkan oleh orang-orang yang sombong dalam hidup.

Lihatlah di sekeliling kita, Subhaanallaah, Maha Suci Allah Yang Mencipta langit dan bumi dengan segala warna-warni yang kita saja baru ngerasa, "aduh, beneran ini semua isi dunia ini penuh warna!", "berarti kita ini cuma peniru seni!"...

Ingat lirik lagu Pelangi karya Abdullah Totong Mahmud, "... Merah, Kuning, Hijau, di Langit yang Biru... Pelangi, Pelangi, Ciptaan Tuhan..." Lirik lagu ini pun tidak ada yang berhak mengritisi sebagai "salah" atau "batal" sebagai seni.

Warna hitam pekat malam, ada warna langit dan warna bintang, adakah satu manusia yang bisa mengungkapkannya dalam kata-kata? Paduan warna apa saja yang terlihat di malam seperti ini? Kalau dilukiskan dalam satu gambar, maka ungkapan warna-warni yang muncul dan terlihat, itu semua hanyalah tiruan terhadap lukisan alam ciptaan Allah Yang Maha Pencipta.

Kita hanya sekedar peniru warna dalam seni, mau realis dalam seni rupa, apa sekedar desainer dalam seni desain graphis di dunia maya? Memangnya ada paduan warna yang tidak ditiru dari warna-warna yang tampak di alam sekitar? Tentu tidak ada.

Sekali dibuat sebuah karya seni, warna yang tampak apakah satu atau banyak warna, terserah sang seniman mau mengungkapkan warna apa; pemaduan warna yang dibuatnya itu tidak salah! Dan tidak bisa dibatalkan.  Maju terus karya seni dengan paduan warna apa pun, keindahan hanya bagi penikmat seni dan budaya!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun